SEMARANG - Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (BBPJT) menggelar kegiatan Pengembangan Aplikasi Kamus Digital: Pemaparan Program Aplikasi Kampus Budaya Jawa pada 30 September 2022 di aula Ranggawarsita BBPJT. Acara tersebut menghadirkan pakar teknologi informasi dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Dr. Muljono, M.Kom.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah, menyatakan bahwa bahwa program aplikasi Kamus Budaya Jawa merupakan program unggulan Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Dia menghimbau semua pihak agar mendukung program tersebut.
“Aplikasi Kamus Budaya Jawa tidak hanya bernilai kebermanfaatan bagi bahasa Jawa, tidak hanya untuk merekap kata, tetapi juga situs kebudayaan yang bermanfaat untuk masa sekarang dan masa depan. Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengahberharap dapat terjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan Kamus Budaya Jawa ini,” ujar Ganjar dalam sambutannya di aula Ranggawarsita pada Jumat, (30/9/2022).
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Udinus, Dr. Raden Arief Nugroho, M.Hum. menyatakan bahwa kolaborasi Balai Bahasa bersama Udinus dalam pembuatan kamus digital itu merupakan upaya untuk preservasi, konservasi, dan revitalisasi budaya serta istilah-istilah Jawa yang menyasar generasi Z.
“Kerja sama dilakukan dengan tujuan untuk revitalisasi dan konservasi istilah bahasa Jawa. Sasaran digitalisasi ini adalahgenerasi Z yang banyak menggunakan gawai digital dan banyak berinteraksi dengan produk-produk digital,” jelas Arief.
Arief menuturkan bahwa dengan banyaknya kosakata yang masuk ke dalam kamus digital, kosakata yang jarang diketahui dapat dimengerti dan dipahami oleh banyak orang, khususnya generasi Z.
“Misi utama pendigitalisasian kamus tersebut adalah dapat lebih mendekatkan generasi Z dengan budayanya sendiri. Budaya-budaya Jawa yang sudah ada dari beberapa ratus tahun lalu dapat terus dilestarikan,” tambahnya.
Dr. Muljono, M.Kom., dosen Teknik Informatika Udinus, menjelaskan bahwa kelemahan bahasa-bahasa di Indonesia maupun bahasa lokal atau regional adalah sumber daya yang sangat miskin. Bahasa Indonesia ataupun bahasa daerahmendapat julukan dari peneliti asing sebagai bahasa yang miskin sumber daya untuk pengembangan teknologi bahasa.Oleh karena itu, upaya pendigitalisasian tersebut merupakan cara tepat dalam merevitalisasi bahasa dan budaya Jawa.
“Fitur-fitur dalam Kamus Budaya Jawa tersebut selalu dikembangkan. Ada fitur ‘bagikan, bookmark, dan pencarian populer’. Selain itu, terdapat menu tambahan baru, yaitu menu ‘kontribusi’ yang masyarakat dapat memberikan kontribusi dengan mengirimkan kosakata yang belum ada di kamus tersebut. Akan tetapi, kontribusi itu akan tetap diseleksi dan divalidasi oleh admin Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah,” ungkap Pak Max, sapaan akrab Muljono.
Editor : Setia Naka Andrian
Artikel Terkait