SEMARANG, iNewsDemak.id – Ternak nyamuk Wolbachia strategi ampuh atasi DBD di Kota Semarang Jawa Tengah. Apalagi, Kota Semarang merupakan salah satu dari lima daerah di Indonesia yang terjadi kasus demam berdarah dengue (DBD).
Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin bersama Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu melaunching Implementasai Pilot Project Wolbachia sebagai upaya untuk menekan kasus DBD. Ternak nyamuk Wolbachia menjadi strategi ampuh atasi DBD di Kota Semarang.
Peluncuran program pengendalian kasus DBD melalui bioteknologi itu diberi nama Wolbachia Ing Kota Semarang (Wingko Semarang) digelar di Kantor Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Selasa (30/5/2023).
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin menyatakan hingga saat ini kasus DBD di Indonesia masih cukup tinggi. Menurutnya, pada saat mencapai puncak, penyebaran DBD rata-rata mencapai 100 ribu hingga 150 ribu kasus per tahun.
“Angka kematian akibat penyakit DBD di Indonesia juga masih cukup tinggi berkisar 1.000 hingga 1.500 per tahun,” ujarnya.
Budi Gunadi menambahkan sejumlah kota di Indonesia menunjukan kasus DBD cukup tinggi di antaranya Bandung, Jakarta, Semarang, Bontang, dan Kupang. Guna mengurangi kasus DBD, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan beberapa strategi.
“Salah satunya dengan bioteknologi melalui pengembangan bakteri Wolbachia pada nyamuk penular DBD ini. Jadi nyamuk yang menularkan DBD kita buat agar mandul dan tidak bisa menularkan DBD,” jelasnya.
Strategi mengatasi DBD dapat dilakukan dengan dua cara. Yakni pemberian vaksin kepada masyarakat dan perkawinan nyamuk dengan teknologi Wolbachia agar nyamuknya tidak dapat menyebarkan virus Aedes aegypti.
Efektivitas Wolbachia telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan Aedes aegypti berwolbachia pada periode terbatas (2011-2015).
Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika Aedes aegypti jantan berwolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.
Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia.
“Saya berharap, teman-teman mesti sabar, ini proses penyebaran nyamuknya 6 bulan, karena mengkawinkan nyamuk, 2-4 bulan lagi mulai berdampak. Diharapkan dalam satu tahun jumlah populasi nyamuk wolbachianya sudah sampai 80% dari populasi nyamuk Aedes aegypti yang ada di Semarang. Teman-teman Semarang rajin berdoa biar nyamuknya cepat berganda dan bisa segera menyebarkan nyamuk-nyamuk wolbachia,” tambahnya.
Wingko Semarang
Program Wolbachia Ing Kota Semarang (Wingko Semarang) ini menjadi salah satu proyek percontohan nasional pengendalian kasus DBD secara biologis. Lima proyek percontohan tersebut masing- masing Kota Semarang (Jawa Tengah), Kota Bandung (Jawa Barat), Jakarta Barat (DKI Jakarta), Kota Bontang (Kalomantan Timur), dan Kota Kupang (NTT).
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan kasus DBD tertinggi di Kota Semarang di wilayah Kecamatan Tembalang. Untuk itu, Kecamatan Tembalang dipilih menjadi percontohan program Wolbachia.
“Dari catatan Dinkes Kota Semarang, tahun 2023 di Tembalang ada 235 kasus DBD (demam dengue), untuk DBD (Demam Berdarah Dengue) sekitar 35 kasus, meninggal 1 orang,” ujarnya.
“Wingko Semarang jadi tagline yang kita usung bersama untuk pengendalian DBD dengan teknologi Wolbachia. Pak Kadinkes kami juga pintar membuat judul-judul singkat biar mudah diingat oleh masyarakat, makanya dinamain Wingko Semarang. Tentunya Semarang siap mendukung dan siap jadi orang tua asuh untuk Wingko Semarang dan kami mohon doa juga agar Wingko ini bisa menurunkan DBD di Kota Semarang,” imbuhnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat untuk membebaskan DBD di Kota Semarang. Kemudian, Menteri Kesehatan menyerahkan ember berisi nyamuk Wolbachia kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Tembalang.
“Adapun agenda launching ini adalah adanya penandatanganan kerja sama antara Kemenkes RI dan Pemerintah Kota Semarang, kemudian ada penyerahan paket ember Wolbachia dari Menteri Kesehatan kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Tembalang sebagai tanda dimulainya implementasi wolbachia di Kota Semarang, kemudian dilanjutkan dengan peletakan ember wolbachia di rumah masyarakat di wilayah Kecamatan Tembalang,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait