TEMANGGUNG - Pentas teater daam acara hajatan menjadi tantangan tersendiri bagi para semiman. Seperti halnya yang ditegaskan Khanif Ramadhani misalnya, seorang pegiat Dengung Teater Temanggung yang baru saja menyelenggarakan pentas teater di Dusun Kendil, Desa Tegalsari, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Minggu (5/6/2022), yang selanjutnya akan dibawakan di berbagai kota di Jawa Tengah.
"Ini tantangan dan wacana menarik untuk dikulik lebih dalam lagi oleh pelaku-pelaku teater. Sebab tidak hanya harus mengeksplorasi ruang semata, akan tetapi para aktor harus bisa memikat perhatian penonton yang hadir untuk fokus menikmati pementasan," ungkap Dhani Kaff, sapaan akrabnya.
Bagi Dhani, tantangan yang paling terasa dalam penyelenggaraan pentas tersebut adalah bagaimana saat pementasan berlangsung para pramusaji tetap melayani tamu.
"Selain itu, yang biasanya terjadi dalam acara hajatan, para hadirin dijamu pertunjukan musik, seperti dangdut, keroncong atau kesenian tari, mala kali ini Dengung Teater Temanggung berani memberikan tawaran baru untuk menghibur dan memberi tuntunan kepada halayak ramai yang hadir di hajatan tersebut," tutur Dhani, seorang sutradara yang sempat membawa teater Gema Universitas PGRI Semarang memenangi ajang Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Jateng 2008 dan membawa ia serta aktornya (Akhmad Sofyan Hadi) menyabet juara dunia dalam ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) pada tahun tang sama.
Menurut Badrun NS, selaku ketua komunitas teater tersebut dan penulis naskah yang dipentaskan tersebut, bahwasanya naskah yang dibawakan dalam pertunjukan tersebut adalah naskah keseharian rakyat pedesaan yang mengutamakan sosial bermasyarakat dengan judul "Sikak!" dalam bahasa lokal Temanggung memiliki multi tafsir.
"Ternyata melalui pertunjukan teater itu bisa menyampaikan kritik sosial dan gagasan-gagasan untuk memecah kerancuan-kerancuan yang ada di masyarakat," ujar Dhani, sutradara pertunjukan teater itu.
Pementasan naskah "Sikak!" tersebut berjalan dengan ramai dan sukses walau terkendala hujan dan petir yang menyambar-nyambar berulang kali. Akan tetapi keadaan itu tidak menghalangi tekad para aktor untuk menyajikan terbaik yang mereka miliki.
"Kami, pada tahun ini memiliki program pentas keliling kampung dengan tujuan untuk mensosialisasikan seni pertunjukan teater kepada masyarakat awam, khususnya di Kabupaten Temanggung," pungkas Badrun dengan penuh keyakinan setelah usai pementasan.
Editor : Setia Naka Andrian
Artikel Terkait