Inilah Adat dan Budaya Desa Wisata Hilisimaetanö Nias Selatan

Pipit Widodo
Adat istiadat dan budaya di Desa Wisata Hilisimaetanö, Kecamatan Maniamölö, Kabupaten Nias Selatan, Sumatra Utara yang masih dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh masyarakat setempat. Foto/Dok/Kemenparekraf.

Dalam visitasinya, Menparekraf bertemu dengan anak-anak yang sedang latihan lompat batu di sebuah replika lompat batu kecil dan para pemuda yang melakukan lompat batu sungguhan. Anak-anak kecil di desa memang rutin melakukan latihan setiap pekan, agar tradisi lompat batu di Desa Hilisimaetanö tidak punah.

Usai melihat atraksi fahombo, Menparekraf Sandiaga menyaksikan sebuah ritual kuno famadaya harimao. Ritual ini dilaksanakan tiap 14 tahun sekali, dengan mengarak patung yang menyerupai harimau (lawölö fatao) untuk penyucian dan pembaharuan atas hukum-hukum adat yang berlaku di seluruh daerah Maniamölö. Setelah famadaya harimau selesai, dilanjutkan dengan membaca doa-doa kuno (fo'ere).

Desa ini juga memiliki tradisi kerajinan tangan atau kriya yang masih dilakukan sampai sekarang, diantaranya anyaman topi caping, pahatan, ukiran, dan pedang besi (manöfa). Dahulu, manöfa difungsikan sebagai alat perang masyarakat Nias. Kala itu ketika menang melawan musuh, kepala musuh akan disematkan pada ujung sarung pedang.

Hilisimaetanö juga memiliki kawasan persawahan yang terbesar di Nias Selatan sehingga potensi untuk menjadi kawasan agrowisata sangatlah besar. Menparekraf Sandiaga pun ingin mengembangkan potensi tersebut.

Editor : Setia Naka Andrian

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network