Syuman mengaku, pada awal 2000-an ia menggemari Cak Nun (Emha Ainun Madjib) dan Husni Djamaluddin. Sebelum itu saya banyak membaca karya Kalil Gibran dan sedikit mencermati karya Muhammad Ikbal. Baginya, dalam menulis puisi, empat tokoh tersebut tidak mempengaruhi proses kreatifnya, kecuali dalam menulis cerita pendek, yakni, Kalil Gibran dan Cak Nun.
Ia saat ini masih terus menggeluti proses kretif yang sama, yakni menekuni kerja teater dan kepenulisan. Ia pun tercatat sebagai guru luar biasa, Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) pada bidang seni teater di SMK Paku pada 2017 dan di SMA Negeri 1 Campalagian pada 2018.
“Saya diundang sebagai guru luar biasa pada pelajaran menulis puisi (ekstrakurikuler) di SMA Negeri 1 Campalagianpada 2019. Dan sebagai dosen luar biasa di IAI DDI Polewali Mandar, untuk mengajar semester ganjil (1, 3 dan 5) pada mata kuliah ekstrakurikuler (teater) tahun 2018-2019,” ungkap Syuman.
Editor : Setia Naka Andrian
Syuman Saeha Polewali Mandar sulawesi barat Penulis Penulis Puisi Penulis Lakon Penulis Drama Penulis Sastra Sastrawan sastrawan indonesia Guru Penulisan Kreatif Guru Teater Sekolah Guru Teater Kampus Perguruan Tinggi Indonesia pendidikan indonesia Pendidikan Nasional Indonesia Pendidikan Nasional Sekolah Dasar Sekolah Menengah Atas universitas penyair Penyair Mandar Penyair Polewali Mandar Penyair Indonesia Penyair Nasional Penyair Nusantara
Artikel Terkait