SEMARANG, iNewsDemak - UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mencatat setiap dua pekan minggu ada satu bahasa daerah yang punah di seluruh dunia. Kepunahan terjadi karena bahasa-bahasa daerah tersebut tidak digunakan lagi oleh penuturnya.
“Fenomena tersebut menunjukkan perlu ada antisipasi sejak dini untuk menjaga eksistensi bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa, agar tidak mengalami kepunahan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, yang dibacakan Toenggoel Rahso Poernomo, Kasi SMA/SLB Cabang Dinas Pendidikan, saat Pelatihan Guru Utama SMP dalam Program Revitalisasi Bahasa Daerah yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah di aula Balairung, Jalan Diponegoro 250, Ungaran, Kabupaten Semarang, pada Rabu 15 Maret 2023.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah menyampaikan apresiasi kegiatan revitalisasi bahasa daerah oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Revitalisasi bahasa daerah ini tidak hanya melindungi bahasa daerah dari kepunahan, tetapi ada beberapa tujuan lainnya, yakni generasi muda menjadi penutur aktif bahasa daerah dan bisa mempelajari bahasa daerah dengan cara-cara yang sesuai dengan zamannya.
“Selain itu, juga dapat memberikan ruang bagi kelangsungan bahasa dan sastra daerah melalui beragam kegiatan kebahasaan. Penutur bahasa daerah harus diberi ruang kreativitas bebas menggunakan dan berkreasi dengan bahasa daerahnya,” jelasnya.
Editor : Enih Nurhaeni
Artikel Terkait