Anak pertamanya kini sudah berusia 26 tahun. Sedang anak bungsunya berusia tujuh tahun. Anak pertama, kedua dan ketiga semuanya lahir di Pangkep. Selanjutnya pada 1999, Kamaruddin dan keluarganya memutuskan pindah ke Kolaka Utara. Saat itu, dia mengabdi menjadi guru honorer hingga kemudian diangkat menjadi ASN.
Di Kolaka Utara, anak keempat hingga ke-16 lahir. Banyak kisah saat kelahiran anak ke empat hingga 16, mengingat tempatnya tinggal masih sangat terbatas, sehingga proses kelahiran anaknya berlangsung serba darurat.
"Enam anak saya dilahirkan sendiri tanpa bantuan petugas medis," ujar Kamaruddin.
Anak keenam sampai anak ke-14, Kamaruddin mengaku ikut membantu persalinan istrinya. Untuk memutus tali pusar, digunakan silet yang dibakar. Hal ini terpaksa dilakukan, karena di desa tersebut belum ada bidan.
Hebatnya, ke-16 anak tersebut tumbuh dengan baik. Bahkan semua anaknya merupakan hafiz Al-Qur'an. Mereka kini sudah ada yang selesai kuliah dan yang lain menuntut ilmu mulai bangku SD hingga perguruan tinggi.
"Anak-anak sekolahnya dapat beasiswa semua karena berprestasi. Tamat SD, anak saya masuk ke pesantren," bebernya.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait