One Village One Nutritionist, Cara Persagi Mengurai Benang Kusut Stunting

Taufik Budi
One Village One Nutritionist, Cara Persagi Mengurai Benang Kusut Stunting (Foto: Taufik Budi)

SEMARANG, iNewsDemak.id – Mengurai benang kusut stunting yang masih menjadi permasalahan serius di Tanah Air. Persagi (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) sarankan program One Village One Nutrition untuk memutus mata rantai persoalan stunting.

“Menurut kami (Persagi) dari tim itu lebih pas (memutus mata rantai stunting) ketika ini dilakukan pemutusannya pada saat usia remaja,” kata Ketua Umum DPP Persagi, Rudatin, usai penutupan Temu Ilmiah Nasional (TIN) Persagi 2023 di Hotel Patra Semarang, Minggu (18/6/2023).

Perwira polisi berpangkat Komisaris Besar Polisi berdinas di Pusdokkes Mabes Polri itu menyampaikan, remaja putri mesti dijaga agar tidak menderita anemia. Penyakit itu menjadi persoalan yang sangat kompleks di kemudian hari.

“Jangan sampai remaja ini anemia. Kalau sudah anemia dia menikah, persiapan untuk dia hamil susah. Kalau anemia ibu hamil susah sekali, tentu ini juga dampaknya nanti kepada bayi lahir dan sebagainya,” terangnya.

Untuk itu perlu pelibatan semua kalangan untuk menjaga remaja putri dari anemia. Meski demikian, Persagi telah menyiapkan program-program untuk menangani ibu hamil dengan riwayat menderita anemia sekaligus bayi dengan berat badan rendah.

“Tentu ini terkait dengan BBLR (berat bayi lahir rendah) dengan ibu hamil. Kita punya program-program sendiri. Makanya di Posyandu, di pendampingan keluarga nanti ini banyak hal yang harus dikerjakan,” tegasnya.

One Village One Nutritionist

Dia mengusulkan program One Village One Nutritionist atau setiap satu desa memiliki satu ahli gizi. Keberadaan ahli gizi di tiap desa akan menyiapkan nutrisi bagi anak stunting, sekaligus bersinergi dengan tenaga kesehatan lain.

“Saya setuju kalau ada setiap desa punya satu tenaga gizi, One Village One Nutritionist. Itu sangat-sangat memengaruhi terkait pendampingan keluarga,” lugasnya.

Untuk merealisasikan program One Village One Nutritionist, perlu komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Sebab, program itu memerlukan penganggaran untuk menggaji setiap ahli gizi yang diterjunkan.

“Nah ini tentu menjadi PR kita bersama. Kalau hal seperti itu terkait dengan Pemda masing-masing. Kepedulian Pemda terkait dengan kemampuan dia menggaji seorang tenaga gizi, karena enggak mungkin tenaga gizi bekerja tidak digaji,” tandasnya.

“Jadi ini suatu kerja sama antarprofesional, antarinstitusi, antarprofesi, dan sebagainya. Banyak sekali PR kita yang harus kita kerjakan dan kita tuntaskan,” pungkas dia.

Editor : Taufik Budi Nurcahyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network