Dari Pandemi ke Posyandu Satelit: Strategi Lawan Stunting, Mengamankan Masa Depan

Taufik Budi
Dari Pandemi ke Posyandu Satelit: Strategi Lawan Stunting, Mengamankan Masa Depan (Ist)

Biaya Terjangkau

Pelaksana Utama dan Inisiator Posyandu Satelit dari FKM Undip, Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni, M.Kes, menjelaskan bahwa keterlibatan aktif masyarakat sangat penting untuk kesuksesan program Posyandu Satelit. Biaya untuk mendirikan Posyandu Satelit relatif terjangkau, yaitu sekira Rp700 ribu.

"Jadi, warga di RT atau dasawisma dapat berkontribusi dengan iuran yang tidak terlalu besar, sekitar Rp10.000 dalam satu atau dua bulan. Dengan uang tersebut, mereka dapat membangun Posyandu Satelit. Saat ini, sudah ada sekitar 50 Posyandu Satelit di Semarang," kata Sri Achadi Nugraheni.

Program ini telah menyebar ke 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, dengan total 1.260 Posyandu Satelit. Bahkan, Posyandu Satelit menarik minat dari luar Jawa untuk dikembangkan di Kalimantan dan Sulawesi guna mengurangi angka stunting.

"Salah satu kesulitan utama dalam mengurangi angka stunting adalah pengukuran yang akurat. Untuk itu, kita memerlukan alat ukur yang benar, cara pengukuran yang benar, serta interpretasi yang benar. Diperlukan juga pendidikan tentang hasil pengukuran ini," jelas Sri Achadi Nugraheni.

"Jika data stunting tidak valid, akan sangat sulit untuk mengurangi angka stunting. Kita memerlukan kerja sama lintas sektor yang benar-benar memahami stunting dan tahu cara mengatasinya," tambahnya.

Zero Stunting

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, mengungkapkan bahwa stunting masih merupakan tantangan serius yang perlu diatasi. Stunting adalah kondisi kronis di mana pertumbuhan fisik anak-anak terhambat akibat kekurangan gizi yang berkepanjangan.

"Saat ini, terdapat sekitar 1.100 anak yang mengalami stunting secara akumulatif," ujarnya.

Tingginya angka stunting menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan pemerintah pusat karena pentingnya memastikan bahwa anak-anak tumbuh sehat dan kuat. Upaya mengatasi masalah stunting di Kota Semarang melibatkan berbagai pihak.

“Dengan dibantu oleh Posyandu Satelit ini mudah-mudahan bisa membuat angka stunting bisa turun. Sesuai dengan arah dari pemerintah pusat dan arahan Ibu Wali Kota (Hevearita Gunaryanti Rahayu), di 2024 angka stunting harus zero stunting,” katanya.

Hakam juga menyebut bahwa Posyandu memiliki peran besar dalam menurunkan angka stunting. Namun, tingkat partisipasi warga dalam program Posyandu belum optimal, sehingga dukungan dari berbagai pihak masih sangat dibutuhkan.

"Saat ini, ada sekitar 1.600 Posyandu yang tersebar di Kota Semarang. Jumlah ini akan bertambah dengan munculnya Posyandu Satelit yang didukung oleh swadaya masyarakat," kata Hakam.

"Untuk mendukung Posyandu Satelit, setiap tahun, para kader harus memiliki buku catatan (log book) untuk mencatat kegiatan, peristiwa, dan informasi penting. Di Kota Semarang, kami telah memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi para kader setiap tahun," pungkasnya.

 

 

Editor : Taufik Budi Nurcahyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network