Suwuk, Budaya dan Pengobatan Tak Lekang Zaman

Taufik Budi
Suwuk, Budaya dan Pengobatan Tak Lekang Zaman (Ilustrasi/Ist)

SUWUK, bagi masyarakat Jawa tak asing dengan istilah ini. Bahkan kata yang terdiri lima huruf itu juga dianggap sebagai metode pengobatan yang ampuh tanpa sentuhan medis dan dokter.

Biasanya cara pengobatan tradisional itu hanya membutuhkan sarana yang sangat sederhana. Cukup garam grosok (garam kasar) yang memang banyak dimiliki masyarakat desa.

Garam tersebut dipegang sambil mulut komat-kamit baca doa kesembuhan untuk penyakit pasien. Usai baca doa, sejumput garam yang dipegang lalu dimasukkan ke ujung bibir dan bercampur dengan sedikit ludah, untuk disemburkan ke ubun-ubun orang sakit.

Hal itu dilakukan beberapa kali hingga sang penyuwuk merasa terapinya cukup untuk menyembuhkan pasien. Pada saat terapi, pasien biasanya diminta menghadap ke arah tertentu bisa dalam posisi duduk, berbaring, atau berdiri.

Meski terlihat sederhana, namun metode penyembuhan itu ampuh untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Makanya tak jarang, masyarakat pedesaan selalu membawa anak-anaknya yang menderita sakit panas, batuk, mata, tidak dapat tidur dan sejumlah keluhan lain ke tempat para penyuwuk.

Beberapa kalangan yang dipercaya mempunyai kemampuan suwuk yakni, kiai, sesepuh desa, dan paranormal. Mereka biasanya tidak memasang plang (papan nama) di depan rumah, untuk membuka jasa layanan suwuk.

Kemampuan suwuk orang-orang tertentu itu diketahui warga dengan cara gethok tular (secara lisan). Mereka juga tidak menerima bayaran uang atau berharap imbalan berupa gula, kopi, rokok, yang lazim dibawa pasien sebagai ucapan terima kasih pada dukun.

Bagi mereka, suwuk bukan jalan untuk mencari uang dan penghasilan. Sementara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, mereka kebanyakan berprofesi sebagai petani yang mengandalkan panen dan hasil bumi.

Saya teringat saat masih menjadi pelajar sekolah dasar (SD), sering bermain ke rumah kakek. Sebagai seorang cucu, kadang ingin bermanja-manja dengan kakek yang saat itu dipanggil Mbah Kung oleh para puluhan cucunya.

Namun, rasa itu diurungkan karena sosok kakek yang kharismatik yang membuat nyali menciut meski hanya sekedar mendekatinya. Bahkan, ketika dipanggil dan duduk di pangkuannya masih tak berani menyampaikan jika ingin disuwuk karena sakit panas.

Biasanya kakek mengusap-usap rambut sambil beberapa kali mencium di ubun-ubun.
Nah, saat itulah kakek melakukan deteksi penyakit dan bilang kalau saya sakit panas atau yang lain. Bergegas kakek memanggil nenek untuk meminta garam grosok dan memulai ritual suwuk.

Tentu saya hanya diam dan hanya menuruti perintah kakek. Hingga suwuk selesai dan saya disuruh pulang. Saat perjalanan ke rumah, timbul rasa iseng dan penasaran dengan garam yang tersisa di ubun-ubun. Satu per satu butiran garam kasar itu diambil dan digigit, terasa asin.

Tanpa rasa jijik, hal itu dilakukan berulang kali hingga garam yang mulai lengket dengan rambut habis dimakan. Padahal sebelumnya sudah diwanti-wanti untuk membiarkan garam itu mencair atau jatuh tertiup angin.

Alhasil, sakit panas itu pun hilang. Kembali segar dan bermain lagi bersama teman-teman.

Kejadian itu tidak hanya saya yang mengalami juga teman-teman di kampung halaman di Desa Pengkoljagong, Kecamatan Doplang, Kabupaten Blora, jawa Tengah. bila mengeluh sakit. Mereka cukup ke rumah penyuwuk untuk mendapatkan pengobatan sederhana namun diyakini dapat menyembuhkan.

Kebiasaan itu masih dilakukan hingga sekarang, terutama warga desa yang jauh dari pelayanan medis. Jika ada anak kecil atau bayi yang menangis tanpa sebab dan terus menerus tidak akan dibawa ke puskesmas atau dokter, karena selain membutuhkan dana besar para praktisi medis itu juga dinilai tidak dapat menghentikan tangisan bayi.

Maka, suwuk adalah cara yang dianggap paling efektif. Bagaimana, tertarik untuk disuwuk??

 

Editor : Taufik Budi Nurcahyanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network