DEMAK, iNewsDemak.id – Belum banyak yang tahu di sebuah desa jauh dari perkotaan terdapat SD yang berhasil mengembangkan lingkungan sekolah hijau (green school). Ya, sekolah tersebut adalah SD Negeri Ngelowetan beralamat di Desa Ngelowetan Kecamatan MIjen Kabupaten Demak Jawa Tengah.
Sekolah yang memiliki murid sebanyak 278 siswa dan membagi tiap tingkatan menjadi dua kelas ini, patut dibanggakan. Selain memiliki siswa siswi berprestasi di berbagai bidang, sekolah ini juga serius menggarap Program Sekolah Adiwiyata.
Kepala SD Negeri Ngelowetan, Rusmaji Azinar, menyampaikan, Sekolah Adiwiyata merupakan program untuk membentuk sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dan menekankan prinsip edukatif, partisipatif dan berkelanjutan. Dalam membangun Sekolah Adiwiyata, diawali dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan sekolah.
PHBS menjadi kunci dalam mengembangkan sekolah berprestasi. Dengan lingkungan yang bersih dan sehat akan berpengaruh terhadap banyak faktor. Di antaranya menciptakan lingkungan sehat, meningkatkan proses belajar mengajar para siswa dan guru.
“Dengan penerapan PHBS mampu menjadikan lingkungan sekolah sehat. Lingkungan sekolah yang sehat akan berpengaruh terhadap kesehatan warga sekolah, karena selain lingkungan tempat belajar bersih dan sehat, budaya hidup sehat yang kita terapkan juga sangat mendukung kesehatan warga sekolah,” terangnya.
“Dengan terciptanya lingkungan dan warga sekolah yang sehat, tentu saja akan membantu memperlancar proses belajar mengajar, dan hal tersebut akan berimbas terhadap peningkatan prestasi sekolah,” lanjut Rusmaji.
Guna mendukung PHBS, SD Negeri Ngelowetan juga menggiatkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (Gerakan PHBLS). Gerakan ini adalah sebuah aksi kolektif secara sadar, sukarela, berjejaring, dan berkelanjutan yang dilakukan sekolah dalam menerapkan perilaku ramah lingkungan hidup.
Implementasi gerakan ini di antaranya dengan melakukan kegiatan peduli lingkungan seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, karyawan, pedagang di lingkungan sekolah, termasuk para orang tua siswa. Kegiatan peduli lingkungan tersebut meliputi kampanye pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), kampanye pengurangan penggunaan plastik, kegiatan pilah sampah, pemanfaatan bank sampah, penanaman tanaman (tanaman buah, pohon, bunga, tanaman obat), pembentukan taman baca, budidaya lele, dan pembuatan kompos organik dengan pemanfaatan mikroorganisme lokal.
“Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, kami melibatkan seluruh unsur di lingkungan sekolah. Jadi tidak hanya guru dan siswa, namun para pedagang di kantin pun kita libatkan. Bahkan orang tua siswa juga kami libatkan baik langsung di sekolah (seperti bersih-bersih lingkungan sekolah dan penanaman tanaman) dan tidak langsung (penyiapan bekal makan dan minum siswa yang higienis serta menggunakan tempat bekal dari rumah sebagai upaya pengurangan sampah plastik),” terang Rusmaji.
Untuk memberikan pemahaman kepada orang tua siswa dilakukan pada saat rapat koordinasi wali murid dan kegiatan parenting. Sedangkan untuk memberikan pemahaman kepada pedagang di kantin sekolah dilakukan pendekatan dan penyuluhan.
“Alhamdulillah dengan lingkungan yang sehat, SD Negeri Ngelowetan berhasil menorehkan banyak prestasi. Untuk prestasi akademik yang kami peroleh di antaranya juara 1 Olimpiade Sains tingkat Kabupaten, juara 1 lomba TIKI tingkat Kabupaten, Juara 1 lomba cipta dan baca puisi tingkat kabupaten,juara 1 lomba rebana tingkat kabupaten, dan juara 1 lomba cerita islami tingkat kabupaten. Untuk prestasi akademik masih banyak yang lainnya. Kemudian, untuk prestasi non akademik, yang berhasil diraih SD Negeri Ngelowetan diantaranya, juara 1 lomba voly tingkat karisidenan, juara 1 lomba TUS tingkat kabupaten, dan juara 1 lomba adiwiyata tingkat kabupaten,” paparnya.
Salah satu Kader Adiwiyata, Gelis Radha Janitra, mengaku senang dengan penerapan Program Adiwiyata di sekolahnya. Sebab, dapat melatih siswa berbudaya bersih dan sehat.
“Lingkungan sekolah saya bersih, sehat, dan hijau. Penerapan program wiyata yang dikemas dengan bermacam kegiatan juga tidak membosankan. Saya jadi betah di sekolah,” ungkap siswa kelas IIIa yang juga pemenang lomba TIKI tingkat kabupaten ini.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait