MAGELANG, iNewsDemak.id - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Jumat, 23 Agustus 2024, berdasarkan laporan pengamatan dari magma.esdm.go.id yang dibuat oleh Alzwar Nurmanaji, A.Md, status Merapi berada pada Level III (Siaga). Pada periode pengamatan antara pukul 00:00 hingga 06:00 WIB, gunung api ini teramati mengeluarkan 6 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum mencapai 1700 meter.
Secara visual, Gunung Merapi terlihat jelas tanpa adanya asap kawah yang teramati. Cuaca di sekitar Merapi pada saat pengamatan berawan dengan angin yang bergerak tenang ke arah barat. Kondisi iklim di sekitar Merapi menunjukkan suhu udara berkisar antara 15.5°C hingga 18°C, dengan kelembaban mencapai 72% hingga 99%, serta tekanan udara bervariasi antara 874.9 mmHg hingga 918.6 mmHg.
Pengamatan kegempaan selama periode tersebut mencatat 31 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 hingga 24 mm, serta durasi gempa yang berlangsung antara 44.04 detik hingga 149.6 detik. Selain itu, teramati pula 5 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo berkisar antara 3 hingga 14 mm dan durasi gempa mencapai 5.8 hingga 11.8 detik. Gempa Vulkanik Dangkal juga terdeteksi sebanyak 2 kali dengan amplitudo besar mencapai 80 mm.
Potensi bahaya yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Merapi ini masih berupa guguran lava dan awan panas guguran. Daerah yang berpotensi terdampak di sektor selatan-barat daya mencakup Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng dengan jarak maksimal 7 km. Sementara di sektor tenggara, potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km.
Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta untuk tetap waspada terhadap bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di sekitar gunung. Mereka juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang termasuk dalam zona potensi bahaya. Peringatan ini disampaikan mengingat suplai magma masih berlangsung di Gunung Merapi dan dapat memicu terjadinya awan panas guguran di masa mendatang.
Jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik Gunung Merapi, pihak berwenang akan segera meninjau kembali tingkat aktivitas dan memberikan pembaruan informasi kepada masyarakat. Hingga saat ini, rekomendasi bagi masyarakat adalah untuk tetap mematuhi arahan dari otoritas terkait dan selalu memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Merapi dari sumber yang terpercaya.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait