Lebih lanjut, Brigjen Arie menjelaskan bahwa pihaknya saat ini masih memantau klub-klub voli yang ada di sekitar Semarang dan melihat posisi pemain yang akan diprioritaskan. "Untuk sementara, ada beberapa klub yang menjadi prioritas, tapi kami juga mencari atlet dari klub lainnya yang memenuhi syarat," ujarnya.
Terkait jenjang karier, Brigjen Arie menegaskan bahwa para prajurit atlet akan memiliki jalur yang sama dengan prajurit lain. "Karier mereka akan berjalan seperti prajurit lainnya. Namun, mereka tetap akan menjalani tugas sesuai bidang olahraga. Jika nanti sudah tidak aktif bermain, mereka bisa beralih menjadi wasit atau pelatih di lingkungan TNI," jelasnya.
Saat ini, pihak TNI belum menentukan jumlah atlet yang akan direkrut dari Semarang. "Kami masih melihat kemampuan yang ditunjukkan oleh para atlet. Mungkin ada yang belum hadir karena sedang mengikuti pertandingan, nanti mereka bisa dipanggil kembali," kata Brigjen Arie.
Proses rekrutmen ini dilakukan di beberapa kota, dimulai dari Yogyakarta, kemudian berlanjut ke Semarang, Solo, dan Surabaya. "Setelah ini, kami akan lanjut ke wilayah Jawa Barat. Target kami adalah menyelesaikan seleksi secepatnya. Namun, karena saat ini masih ada kompetisi Proliga yang berlangsung, kami juga menunggu hasil dari sana sebelum merekrut atlet terbaik," pungkasnya.
Seleksi ini berlangsung selama tiga hari di empat lokasi berbeda, yaitu di GOR Yoso Sudarman dan GOR Lanud Adi Sutjipto untuk wilayah DIY, serta di GOR Jatidiri Semarang dan GOR UNS Kentingan Jebres Solo untuk wilayah Jawa Tengah. Puluhan gadis atlet voli yang hadir pun berjuang sekuat tenaga demi mewujudkan impian mereka menjadi bagian dari TNI sekaligus melanjutkan karier sebagai atlet profesional.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait