2. Membangun Kuburan Sebelum Memasukinya
Membangun kuburan bukan berarti secara fisik membuat makam sendiri, tetapi mempersiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Ustaz Budi menganalogikan dengan seorang yang akan pensiun. "Orang yang ingin pensiun dengan nyaman pasti menyiapkan rumah, kendaraan, dan tabungan sejak masih bekerja," katanya. Demikian pula dengan kehidupan setelah mati—orang yang hanya sibuk membangun dunia tapi melupakan akhirat akan rugi ketika wafat karena tidak memiliki bekal amal saleh.
3. Mendapatkan Rida Allah Sebelum Bertemu dengan-Nya
Setiap manusia akan bertemu Allah di hari kiamat. Namun, yang paling beruntung adalah mereka yang sudah mendapatkan rida-Nya sebelum saat itu tiba. Segala aktivitas hendaknya diniatkan untuk mencari rida Allah. Ustaz Budi memberikan contoh dalam perdagangan.
"Jika seorang pedagang mengurangi timbangan satu ons dari satu kilogram yang seharusnya, kira-kira Allah rida atau tidak? Tidak. Tapi kalau justru menambah satu ons, Allah rida," jelasnya. Oleh karena itu, segala perbuatan harus dilakukan dengan niat baik agar mendapatkan rida-Nya.
Sebagai penutup, Ustaz Budi mengisahkan tentang Abu Sufyan, yang awalnya merupakan musuh Islam namun kemudian menjadi sahabat Nabi Muhammad SAW. Saat menjelang wafat, keluarganya menangis. Namun, ia berkata, "Jangan menangis, karena setelah saya masuk Islam, saya tidak pernah melakukan maksiat. Saya yakin Allah sudah rida pada saya."
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam dan berusaha mendapatkan rida Allah tidak akan takut menghadapi kematian.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait