NEW DELHI, iNEWSDEMAK.ID - Nama Kolonel Sofiya Qureshi naik daun setelah serangan India ke Pakistan. Perwira perempuan itu merupakan pejabat militer India pertama yang mengumumkan ke publik mengenai serangan militer India ke Pakistan yang diberi nama Operasi Sindoor.
Sofiya saat ini menjabat sebagai Komandan Wing Vyomika Singh Angkatan Udara India.
Kolonel Sofiya Qureshi sejatinya merupakan perwira yang bertugas di Korps Signal Angkatan Bersenjata India. Dia mendapat kehormatan sebagai perempuan pertama yang memimpin kontingen tentara India di Force 18, latihan lapangan multinasional melibatkan negara-negara ASEAN Plus.
Dia juga satu-satunya komandan perempuan di antara semua negara yang berpartisipasi dalam latihan tersebut.
Selain itu Sofiya juga memiliki pengalaman panjang di pasukan penjaga perdamaian PBB dengan bergabung dalam misi India di Kongo pada 2006.
Selama menjalankan misi tersebut, Sofiya terlibat aktif dalam pelatihan-pelatihan terkait dengan operasi ranjau kemanusiaan.
Darah militer turun dari kakek dan ayahnya yang juga pernah berdinas di militer India. Ini berarti dia mewakili generasi ketiga di keluarganya yang bertugas di angkatan bersenjata. Suaminya pun saat ini juga tentara aktif.
Sang kakak, Sanjay Qureshi, mengatakan bahkan buyutnya juga sudah bergabung dengan militer.
"Kakek dan ayah saya sama-sama menjadi tentara. Ayah saya bergabung dengan Korps EME di Vadodara, bahkan bertugas selama perang tahun 1971. Kakeknya ayah saya juga bertugas di Angkatan Bersenjata Inggris, kemudian ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan tahun 1857," kata Sanjay, dikutip dari Times of India.
Sementara itu keluarga Sofiya tinggal di Tandalja, Vadodara. Dia memiliki tiga saudara kandung laki-laki dan seorang saudara kandung perempuan.
Sofiya menyelesaikan pendidikan di Kendriya Vidyalaya, EME. Setelah itu dia melanjutkan pendidikan tinggi hingga meraih gelar BSc di bidang kimia pada 1995 serta MSc di bidang biokimia pada 1997 dari Fakultas Sains Universitas M S.
Menurut Sanjay, adiknya sempat melanjutkan pendidikan doktor, namun dihentikan karena tugas.
“Dia bahkan tengah menempuh pendidikan doktoral, tapi setelah mengetahui ada perekrutan perwira perempuan di Angkatan Bersenjata India, dia keluar dari program doktor,” kata Sanjay.
Editor : Arto Ary
Artikel Terkait