Respons Keracunan MBG di Bogor, BGN Persingkat Waktu Penyajian Makanan

Jonathan Simanjuntak
Kepala BGN Dadan Hindayana (foto: iNews.id)

JAKARTA, iNEWSDEMAK.ID - Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah-langkah merespons kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat. BGN bakal memangkas waktu penyajian dan pengiriman agar makanan bisa langsung dikonsumsi.

Selain itu, BGN akan lebih selektif dalam memilih bahan baku makanan.

"Kita ingin lebih selektif di dalam pemilihan bahan baku. Kemudian kita akan memendekkan waktu antara penyiapan dan processing (memasak)," ujar Kepala BGN Dadan Hindayana di Kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, Rabu (14/5/2025).

Dadan menuturkan, nantinya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dituntut untuk mempersingkat waktu memasak. Selanjutnya, mekanisme pengiriman menuju penerima manfaat juga akan diperketat.

"Beberapa SPPG karena yang baru-baru masih butuh waktu lama memasak, kita akan persingkat waktunya," ujar dia.


Tak hanya itu, mekanisme waktu konsumsi makanan pun akan diperketat. Ini artinya, makanan yang sudah tiba dari SPPG harus segera dikonsumsi.

"Delivery-nya tepat waktu, tapi karena ada kegiatan di sekolah, makanya agar terlambat (makannya), sehingga makanan terlalu lama disimpan," kata Dadan.

Siswa juga diminta untuk tidak membawa makanan ke rumah. Hal ini untuk menghindari keracunan lantaran makanan punya batas waktu konsumsi.


Sebelumnya diberitakan, penyebab keracunan MBG di Kota Bogor akhirnya terkuak. Berdasarkan hasil uji laboratorium, terdapat bakteri Escherichia coli (E. coli) dan Salmonella pada menu makanan yang dikonsumsi para korban.

"Hasil dari pemeriksaan lab yang sudah kita lakukan kurang lebih empat hari terakhir, karena menunggu proses pengayaan dari bakteri, hasilnya menunjukkan bahwa beberapa bahan itu ternyata mengandung bakteri E. coli dan Salmonella," kata Wali Kota Bogor Dedie A Rachim di Bogor, Senin (12/5/2025).

Diketahui, bakteri tersebut terdapat di telur ceplok dengan bumbu barbeque dan tumis tahu serta taoge.

"Dari ceplok telur yang memakai bumbu barbeque, yang menurut data yang kita peroleh, memasaknya itu kurang lebih di malam harinya, dan kemudian didistribusikannya di siang harinya. Mungkin ini ada masalah SOP, bisa juga mungkin kami kan tidak terlalu detail sampai ke siapa distributornya, bagaimana kondisi telurnya," ujarnya.
 

Editor : Arto Ary

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network