“Apabila limbah ini dapat dijadikan pakan ternak, akan sangat menekan biaya pakan, yang secara umum mencapai lebih dari 50 persen dari seluruh biaya produksi untuk peternakan sapi perah,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Staci L. Simonich, Dekan dari College of Agricultural Sciences, Oregon State University. Staci menjelaskan, institusinya mempunyai banyak peneliti yang karya-karya risetnya telah banyak dikutip. “Institusi kami juga memiliki Global Hemp Innovation Centers dan Marine Mammal Institute yang berfokus pada konservasi mamalia laut,” ucap Staci.
Sementara itu, Dita Yulianingsih, yang saat ini tengah menyelesaikan studi masternya di bidang Animal Science di University of Maryland bercerita tentang riset yang saat ini sedang dikerjakan yakni studi prevalensi dari (bakteri) Salmonella Pullorum dan Gallinarum di unggas. Perhatian Staci tertuju pada tingginya tingkat kematian pada unggas muda akibat bakteri tersebut.
“Nantinya setelah saya mendapatkan isolat dari peternakan tersebut dan sudah dikonfirmasi untuk Pullorum dan Gallinarumnya, saya akan melakukan uji resistensi terhadap antibiotik terhadap dua bakteri tersebut dan nantinya kami akan mengembangkan pencegahan alternatif untuk penyakit Salmonella Pullorum dan Gallinarum,” terang Dita. Ia menerangkan, tim penelitiannya mengembangkan bakteri Lactobacillus casei dan memberikannya pada Unggas lalu melihat perkembangan survival dan virulensi dari Salmonella Pullorum dan Gallinarum.
Editor : Setia Naka Andrian
Artikel Terkait