DEMAK – Pemerintah Kabupaten Demak serius melakukan penanganan untuk mencegah terjadinya stunting. Di antaranya pelaksanaan audit kasus stunting di Desa Tlogoboyo Kecamatan Bonang dengan mengambil sasaran 10 sampel pada Oktober 2022.
“Adapun 10 sampel meliputi 2 pasang calon pengantin, 2 orang ibu hamil, 2 ibu pascapersalinan atau nifas, 2 anak balita dan 2 anak di bawah dua tahun. Dan mereka memiliki permasalahan yang berbeda-beda sehingga ditindaklanjuti dengan rujukan dan pemeriksaan di RSUD Sunan Kalijaga,” kata Technical Penanganan Stunting, Nur Uhbiyati.
Ditambahkan Nur Uhbiyati, ada salah satu anggota memiliki kasus stunting dan kaki kanan tidak sempurna. Setelah dilakukan pemeriksaan sebanyak 6 kali selanjutnya dirujuk ke ortopedi di Rumah Sakit Kariadi Semarang serta mendapatkan program gizi F100.
Audit Kasus stunting (AKS) dilakukan untuk menemukan dan mengetahui risiko potensial penyebab langsung ataupun tidak stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita 2 tahun dan bawah 5 tahun.
Tujuan AKS yang telah dilakukan oleh Tim Penanganan Kasus Stunting yakni mengidentifikasi risiko terjadinya stunting, mengetahui penyebab risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran sebagai upaya pencegahan dan perbaikan tata laksana kasus.
Selanjutnya untuk menganalisa faktor risiko stunting pada anak bawah 2 tahun dan bawah 5 tahun juga memberikan rekomendasi pengaman kasus dan upaya pencegahan yang harus dilakukan.
Untuk persebaran stunting per Kecamatan tahun 2022 dari data Tim Penanganan Stunting meliputi 6 Kecamatan yakni Bonang, Demak, Karangtengah, Guntur, Sayung dan Wedung yang tersebar di 22 Desa, dengan jumlah 1.486 anak.
Sedangkan angka prevalensi stunting di Demak berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 sebesar 25,5%. Dan target untuk tahun 2024 secara nasional angka stunting diharapkan dapat turun menjadi 14%.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto
Artikel Terkait
