WASHINGTON, iNEWSDEMAK.ID- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya angkat bicara soal hadiah pesawat Boeing 747-8 supermewah dari Qatar. Dia menegaskan akan menerima hadiah tersebut sebagai pengganti sementara Air Force One saat ini yang berusia tua.
"Jadi faktanya adalah Departemen Pertahanan mendapat hadiah, gratis, sebuah pesawat 747 untuk menggantikan Air Force One yang telah berusia 40 tahun, untuk sementara," ujarnya, dalam posting-an di media sosial Truth Social, Senin (12/5/2025).
Dia menegaskan, proses pemberian hadiah tersebut sangat terbuka ke publik dan transparan. Dia lalu menyindir para politisi Partai Demorkat yang mengkritik hadiah itu sebagai pelanggaran etika.
"Siapa pun boleh melakukannya! Demokrat adalah pecundang kelas dunia!!! MAGA (Make America Great Again)," kata Trump, dalam posting-an.
Hadiah pesawat Boeing 747-8 yang tergolong baru tersebut merupakan salah satu yang paling berharga pernah diterima pemerintah AS. Penyerahan jumbo jet bekas pesawat pribadi pengusaha yang juga bangsawan Qatar itu dilaporkan tidak akan berlangsung dalam waktu dekat, namun tampaknya akan diumumkan selama kunjungan Trump ke negara tersebut.
Laporan menyebutkan status pesawat mungkin akan disumbangkan kepada yayasan perpustakaan kepresidenan Trump setelah lengser dari jabatannya pada 2029.
Gedung Putih masih menunggu pesanan dua unit Air Force One yang akan dikirim pada 2027. Pengiriman itu tertunda 3 tahun dari seharusnya 2024. Padahal Trump memesan pesawat itu sejak menjabat presiden AS periode pertama.
Harga Pesawat Boeing 747-8
Tak diketahui pasti berapa nilai pesawat tersebut, namun sebuah jumbo jet Boeing 747-8 komersial yang baru mencapai 400 juta dolar AS atau sekitar Rp6,6 triliun. Nilai dari pesawat hadiah tersebut diyakini jauh lebih tinggi karena telah dimodifikasi sebagai pesawat pribadi.
Pesawat tersebut sebelumnya digunakan oleh Hamad bin Jassim bin Jaber Al Thani selama 10 tahun. Dia adalah anggota keluarga kerajaan serta termasuk orang terkaya Qatar.
Trump sudah melihat pesawat 747-8 milik Qatar pada Februari lalu saat diparkir di Bandara Internasional Palm Beach, Florida. Menurut Gedung Putih, saat itu Trump mendapat pengarahan dari pihak terkait tentang bagaimana pesawat Air Force One seharusnya.
Jaksa Agung AS Pam Bondi serta pengacara Trump, David Warrington, telah melakukan tinjauan yang menyimpulkan sumbangan pesawat tersebut masih diperbolehkan secara hukum asalkan dimasukkan ke yayasan perpustakaan presiden Trump.
Para politisi Partai Demokrat maupun pendukung pemerintah mengecam penerimaan hadiah tersebut dengan alasan cacat hukum dan etika.
Politikus senior Partai Demokrat Chuck Schumer mengatakan, hadiah tersebut bukan hanya suap, tapi juga sebagai upaya asing untuk memberikan pengaruh terhadap AS.
"Tidak ada yang mengatakan 'America First' seperti Air Force One, yang diberikan oleh Qatar," kata politikus senior Demokrat, Chuck Schumer, di media sosial X.
Editor : Arto Ary
Artikel Terkait