“Tentu saja prosesnya tidak mudah. Belum mulai latihan saja, saya sudah terbebani oleh banyaknya ekspektasi besar yang diletakkan di pundak saya. Berat. Namun, perlahan atas arahan dari Pak Setia Naka Andrian, saya dapat mengatasi segala permasalahan sebisa saya. Kendalanya tentu karena Prodi saya bertolak belakang dengan hobi saya, jadi terkadang, menulis masih sering saya kesampingkan, apabila sedang mendapat banyak tugas kuliah. Genre yang biasa saya tulis, dengan yang harus saya tulis ketika lomba, itu sedikit ada perbedaan. Jadi, saya harus berusaha lebih keras agar tulisan saya lebih berbobot ketimbang yang sebelumnya,” tutur gadis kelahiran Pekalongan, 27 Juni 2003 tersebut.
Menurut Setia Naka Andrian, pendamping Indhi selama proses menuju lomba, mengaku memiliki strategi tersendiri dalam latihan-latihannya. "Saya tentu punya upaya tersendiri, yang barangkali di antaranya ia saya minta untuk tinggal beberapa hari di rumah saya. Dan selama itu saya pantau proses dan perkembangannya. Jadi hari-hari dilalui dengan membaca, membaca, membaca, menulis, diskusi atas karya yang dikerjakan, dan seterusnya seperti itu. Dan tentu saya ajak ia menyelami buku-buku sastra dari pengarang yang saya sodorkan. Harus dibaca habis dan tidak boleh hanya berhenti membaca," tuturnya.
Editor : Khatim Laela
Artikel Terkait