Bagi Naka, memang awalnya Indhi memang sudah menulis. Hanya saja mahasiswa asal Pekalongan itu hanya menulis karya populer. Baru akhirnya selepas dibidani oleh Naka, maka sudah ia dijebloskan ke dalam karya-karya sastra terbaik (versi pembacaan Naka) yang sekiranya cocok untuk kebutuhan Indhi dalam rangka mengikuti lomba tersebut.
"Ini awalnya sangat berat. Mengubah banyak hal yang memang sudah betul-betul dilakoni oleh Indhi. Akan tetapi karena kemauannya begitu keras untuk berproses, maka alhamdulillah ia telah berhasil menjadi pemenang. Meski kerap saya sampaikan setelahnya, bahwa proses masih panjang. Jangan mudah puas," ujar Naka
Editor : Khatim Laela
Artikel Terkait