"Sastra tidak harus dimaknai sebagai sebuah yang mewah dan mahal, bisa pula dengan memanfaatkan binatang di sekitar kita yang kita miliki," ujar Heri.
Sigit Susanto, salah satu juri yang juga penggagas KNA, menambahkan, Kami terinspirasi dari dua cerita fabel, novelet Metamorfosis karya Franz Kafka dan novel Animal Farm karya George Orwell. Kafka menjelaskan, alasan ia mengangkat tema fabel. Kafka yakini bahwa hubungan antarmanusia semakin terpenjarakan. Satu sama yang lain tidak saling mendekat, sebaliknya justru menjauh. Untuk itu manusia ada kerinduan berdekatan dengan binatang. Jika Kafka mengubah tokoh Gregor Samsa menjadi kecoak raksasa, sebaliknya Orwell membuat cerita binatang-binatang itu berbicara satu sama yang lain, bahkan mengajak memberontak kepada majikannya yang sebagai manusia.
Berangkat dari dua cerita fiksi sastrawan dunia itu, kami tak hanya menyukai cerita fabel, namun ingin benar-benar binatang itu hadir secara riil sebagai kenang-kenangan kepada para pemenang Kendal Novel Award tahun 2022 ini. Diharapkan tradisi memberikan hadiah berupa binatang itu akan terus dilanjutkan sampai di masa-masa yang akan datang.
"Harapannya ke depan akan lahir banyak cerita fabel dan mencintai alam sekitar termasuk binatangnya," tuturnya.
Editor : Setia Naka Andrian
Artikel Terkait