Bahkan tanpa dibocorkan panjang, dalam forum Jurasik malam itu, di Balai Kesenian Remaja (BKR) Kendal. Hadirin yang tak begitu riuh itu menangkap dengan baik apa yang awalnya telah kami bisikkan pelan dalam percakapan pesan singkat yang patah-patah itu. Ya, aku dan Laila Nuur Mutia begitu yakin. Sebab moderator tidak tetap (honorer) malam itu pun, yang tak lain adalah Akhmad Sofyan Hadi, Direktur Artistik Jarak Dekat, sama sekali tak tahu dengan rahasia kami sebelumnya.
Pelan-pelan hadirin masuk dalam rahasia kami, tentu itu semua mengalir selepas Laila Nuur Mutia memberikan godaan dalam pertunjukan fire dance. Seusai moderator tidak tetap itu mengumbar pemantik lain, selepas Laila Nuur Mutia berkisah pula mengenai perjalanan panjang prosesnya yang diyakini masih pendek itu. Sebab dalam obrolan malam itu, ia sangat meyakinkan diri bahwa prosesnya masih sangat panjang.
Meski sempat diumbar berbagai penghargaan atas kemenangan lomba-lombanya dalam ajang tari oleh Akhmad Sofyan Hadi, tetap saja Laila Nuur Mutia merasa masih ingin bergerak lagi. Termasuk ketika ia hendak turut serta dalam proses teater gerak (tubuh) yang hendak dilangitkan oleh Teater Atmosfer, menggarap alih wahana dari sebuah puisi. Sebuah grup teater di Kendal yang masih belia akan tetapi selalu ingin memberi tawaran-tawaran baru itu.
Bahkan sempat pula, Laila Nuur Mutia mendapat pertanyaan dari hadirin, yang tak perlu aku sebutkan namanya. Ia bertanya, “Anda sesungguhnya lebih klik menjalani genre tari yang mana sih? Dari sekian bentuk modern dance yang telah dikerjakan selama ini?”
Editor : Setia Naka Andrian
moderndance dance Tari tarimodern seni seniman senitari senimantari moderen anakmuda youthmovement Youth Space Youth Centre GenerasiMuda Diskusi proseskreatif Ajang Kreativitas geraktubuh teatergerak teater pertunjukan pertunjukantari pertunjukantarimodern Kendal jawatengah Indonesia penariindonesia penarijawatengah penarijawa tarijawa
Artikel Terkait