DEMAK - Maestro tari Yoyok Priambodo gembleng seniman di Demak Jawa Tengah. Kegiatan diikuti 50 peserta, yang merupakan penggiat seni sekaligus seniman tari.
Pelatihan digelar tiga hari di Panggung Kesenian Tembiring Demak. Perhelatan itu menjadi magnet tersendiri, apalagi digelar pertama kali pasca-pandemi Covid-19.
“Saya memberikan apresiasi khusus penyelenggaraan ini (pelatihan tari-red) , karena dapat menjadi wahana membangun kembali seni tari di Kabupaten Demak,” ujar Yoyok Priambodo sela sela kegiatan tersebut.
Gayung bersambut, Plt Kepala Dinas Pariwisata Demak, Endah Cahya Rini, mengaku lega dapat bersinergi dengan penggiat Sanggar Tari Geget Wilang Semarang ini.
“Ini momentum langka, sekaligus luar biasa. Mas Yoyok adalah maestro dengan reputasi panjang sebagai seniman tari. Beliau mempunyai jam terbang cukup tinggi, tidak hanya skala nasional, namun sudah melalang buana,” kata Plt Kepala Dinas Pariwisata ketika memberikan sambutan pada pelatihan ini.
Selain pelatihan tari, peserta dilatih pembuatan topeng untuk Barongan. Seni Barongan merupakan maskot yang banyak digemari masyarakat Demak. Untuk itu, pelatihan tari dan pembuatan topeng merupakan paket untuk memberdayakan sekaligus mengasah para penggiat seni.
“Saya beruntung dapat kembali menimba ilmu, dan mengasah kreativitas setelah beberapa waktu sempat vakum karena pandemi,” kata Rama, pemilik Sanggar Seni Cornelis Demak.
Berkesinambungan
Endah menyampaikan, kegiatan diharapkan dapat secara periodik berkesinambungan. Artinya sebagai ajang penempatan, agenda tersebut sekaligus menjadi upaya menjaga atmosfer berkesenian bertambah semarak dan lebih hidup.
“Mari kita sama sama mengisi Panggung Kesenian Tembiring menjadi oase yang menghibur, sekaligus mengasah naluri kreatif seniman Demak,” kata Endah lagi.
Menurutnya, geliat pertunjukan seni dan aktivitas kebudayaan di Demak berdenyut kembali. Dia menyebut Tembiring Creative Fund menjadi racikan seni bagi semua lapisan masyarakat, yang tak sekadar mengisi fasilitas bangunan megah melainkan juga membangkitkan pariwisata.
Editor : Enih Nurhaeni