SEMARANG – Perempuan ini jadi Pj Bupati Cilacap setelah dilantik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dia bernama Yunita Dyah Suminar menggantikan Tatto Suwarto Pamuji yang telah purna masa jabatannya.
Yunita Dyah Suminar mengawali karier di RSUD DR. Margono Soekarjo Purwokerto, sebagai staf di tahun 1994, lalu menjabat sebagai Kabid Perencanaan RSUD DR. Margono Soekarjo Purwokerto pada 2007.
Kemudian, dia mendapat promosi jabatan sebagai Wakil Direktur Umum dan Keuangan di tempat yang sama pada 2015. Wanita berusia 52 tahun ini, kemudian mendapatkan amanah dari Gubernur Ganjar Pranowo untuk menjadi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng sejak 11 Februari 2022.
"Sekarang sudah dilantik. Sekarang saya pesankan, satu, hari ini banyak bencana, dua bagaimana kita menjaga ketahanan ekonomi ke depan, ketiga stunting, empat tentu yang umum bagaimana menjaga ideologi negara harus berjalan di pemerintahan yang ada di cilacap," ujar Ganjar, di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Sabtu (19/11/2022).
Selain itu, politikus berambut putih itu juga mewanti-wanti terkait transparansi dan akuntabilitas termasuk antikorupsi serta antigratifikasi.
"Bagaimana mengedukasi pemerintahan yang transparan dan akuntabel," lanjutnya.
Pj Bupati juga diminta untuk segera berkomunikasi dengan Forkopimda untuk menyiapkan program yang perlu dituntaskan, maupun dilanjutkan.
"APBD juga belum selesai, siapkan dengan baik, mana yang belum terkejar, target-targetnya segera disiapkan sehingga nanti dari anggaran Cilacap bisa berkontribusi banyak untuk menyelesaikan persoalan. Dan agenda besarnya termasuk tentu saja perhatian dari pada target-target nasional, kontribusi nasional seperti soal pertumbuhan ekonomi, kesehatan ibu anak atau stunting, serta aspek lingkungan yang lebih komplicated," paparnya.
Ganjar bahkan selalu terbuka untuk menjalin komunikasi guna menyelesaikan program dan persoalan.
"Kita selalu minta agar kalau ada persoalan kontak saya, kontak Pak Wagub, kontak dengan Sekda agar kita bantu. Ini nanti tiap tiga bulan akan ada laporan dan bisa dievaluasi," tandasnya.
Editor : Enih Nurhaeni