Terbongkar Hubungan Inses di Banyumas, Ayah Hamili Anak Kandung Sampai 7 Kali

BANYUMAS, iNewsDemak.id – Terbongkar hubungan inses, ayah hamili anak kandung sampai 7 kali di Banyumas Jawa Tengah. Mereka menjalin hubungan tak lazim sebagai layaknya suami istri hingga melahirkan anak.    

Kasus penemuan empat kuburan bayi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, terungkap. Unit Resmob Polresta Banyumas menangkap Rudi (55), ayah dari keempat bayi yang ditemukan terkubur di kebun belakang milik Tomo, warga Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan.

Baca Juga

Hubungan Inses Ayah dan Anak Kandung, Ternyata Tinggal Bersama Istri di Gubuk

Sebelumnya polisi telah menangkap Endang (25), ibu bayi-bayi tersebut. Sementara Rudi dan Endang adalah ayah dan anak yang hidup bersama hingga menjalin hubungan tak lazim sebagai layaknya suami istri. 

Yang mengejutkan, dari pengakuan kedua pelaku, ternyata masih ada lagi tiga kuburan yang belum ditemukan.

“Dari pengembangan kasus ditemukannya 4 tulang belulang dalam makam satu lokasi di kebun, kami menangkap Rudi karena hasil pengakuan dari Endang yaitu anak Rudi bahwa bayi-bayi hasil hubungan keduanya selaku ayah dan anak ini dikubur setelah dilahirkan,” kata Kasat Reskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi.

Baca Juga

Sadis! Begini Pelaku Bunuh 7 Bayi Hasil Hubungan Inses, Ayah Hamili Anak Kandung

Rudi dan Endang yang merupakan ayah dan anak ini hidup bersama di sebuah gubuk di pinggir Sungai Banjara di kebun milik Tomo di Kelurahan Tanjung Purwokerto.

Ironisnya, Rudi yang seharusnya menjaga anaknya yang saat itu masih berumur 12 tahun justru menyetubuhinya layaknya suami dan istri. Hubungan Rudi dan Endang sendiri sudah terjadi sejak tahun 2012 dan akibatnya Endang melahirkan anak pertamanya pada tahun 2013 lalu.

Menurut keterangan polisi, Endang kemudian melahirkan anak-anaknya hingga tujuh kali dan semua dibunuh dan dikuburkan di sekitar lokasi gubuk tempat tinggalnya. Kini polisi masih terus berupaya mencari tiga kuburan kembali yang menurut dari pengakuan kedua pelaku ini dikubur di lokasi yang sama.
 

Editor : Taufik Budi Nurcahyanto