MAGELANG, iNewsDemak.id – Kisah sukses Rayndra Syahdan Mahmudin (28) bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda. Peternak muda itu kini telah memiliki 1.100 domba yang ditempatkan di enam kandang.
Rayndra Syahdan Mahmudin (28) peternak muda asal Dusun Semen, Desa Trenen, Kecamatan Candimulyo ini sukses beternak domba. Keputusan untuk menekuni profesi sebagai petani tidak lepas dari lingkungannya.
Sejak SMK dia sudah memilih jurusan pertanian, begitu juga ketika kuliah juga melanjutkan program prodi pertanian. Sembilan tahun berkutat dalam dunia pendidikan pertanian membuat mentalnya terbentuk untuk menjadi pengusaha pertanian.
“Pertanian ini sangat menjanjikan dan menguntungkan. Sektor pertanian khususnya pangan sangat dibutuhkan,” katanya, Jumat (4/8/2023).
Sejak bangun tidur, Rayndra sudah berkutat dengan domba-domba peliharaannya. Dia akan memeriksa kondisi domba, memberi makan dan minum hingga membersihkan kandang dan membuat kotoran.
Untuk beternak domba, Rayndra menggunakan sistem pertanian modern. Domba diletakkan dalam kandang panggung. Pakan yang diberikan juga hasil fermentasi yang dicampur dengan konsentrat agar domba tumbuh dengan sehat.
Usaha ini diawali sejak tahun 2016 silam. Saat itu dirinya menjadi salah satu peserta program penumbuhan wirausaha muda pertanian. Dari sinilah usahanya terus berkembang higga saat ini dengan koleksi 1.100 ekor domba.
Menurutnya, anak milenial masih berasumsi pertanian identik dengan kemiskinan, kotor, kucel dan kumuh. Padahal ketika dikelola dengan benar justru menjadi sektor yang sangat penting untuk stabilitas pangan nasional.
“Kenapa harus malu, pertanian ini sangat menjanjikan,” katanya.
Domba-domba ini banyak dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan daging. Selain itu juga untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban saat Idul Adha dan aqiqah. Harganya juga bervariasi tergantung besar kecilnya ukuran domba dengan harga antara Rp1,5 juta hingga Rp3 juta.
Rayndra juga tidak pelit untuk berbagi ilmu. Dia membuka sekolah petani milenial yang mengajarkan langsung teori dan praktik mengenai usaha domba.
“Saya sangat termotivasi, makanya ketika libur kuliah saya PKL dan belajar di sini,” kata Anggar Gilang Prasetyo, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Menurutnya, banyak ilmu yang dia peroleh selama mengikuti praktik. Mulai dari perawatan, mencukur bulu hingga memberikan vitamin dan cara menyuntik. Bahkan dia juga diajarkan membuat dan mencampur pakan dengan konsentrat.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto