MAGELANG, iNewsDemak.id – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Senin, 26 Agustus 2024, menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan laporan pengamatan dari Yulianto yang dilansir dari magma.esdm.go.id, gunung ini mencatatkan sebanyak 22 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum mencapai 1700 meter ke arah Kali Bebeng dalam periode pengamatan pukul 00:00 hingga 06:00 WIB.
Kendati cuaca mendung dan kabut menyelimuti gunung hingga intensitas 0-III, aktivitas kegempaan yang tercatat di kawasan ini menunjukkan tanda-tanda adanya suplai magma yang masih berlangsung. "Pengamatan menunjukkan bahwa suplai magma terus berlangsung, yang dapat memicu awanpanas guguran dalam daerah potensi bahaya," ujar Yulianto. Selain itu, suhu udara di kawasan ini tercatat berada pada kisaran 16,1°C dengan tingkat kelembaban mencapai 99%, serta tekanan udara sekitar 873,5 mmHg.
Selama periode pengamatan, terjadi 32 kali gempa guguran dengan amplitudo yang bervariasi antara 3 hingga 21 mm. Durasi gempa berkisar antara 49,84 hingga 174,96 detik, menandakan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan. Laporan ini menjadi peringatan serius bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi, terutama di sektor-sektor yang menjadi jalur aliran lava.
Pihak berwenang telah menegaskan bahwa masyarakat harus tetap waspada terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik ini. Potensi bahaya terbesar saat ini berasal dari guguran lava dan awanpanas yang dapat meluncur hingga Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta ke Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km. Di sektor tenggara, ancaman awanpanas juga dapat meliputi Sungai Woro hingga jarak 3 km dan Sungai Gendol hingga 5 km dari puncak gunung.
Untuk mengurangi risiko, masyarakat diminta agar tidak melakukan aktivitas apapun di zona bahaya yang telah ditetapkan. Selain itu, perlu diwaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran, terutama ketika terjadi hujan di sekitar kawasan Gunung Merapi. Abu vulkanik yang mungkin terlepas akibat erupsi juga harus diantisipasi oleh warga sekitar.
Aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat memaksa pihak berwenang untuk terus memantau dan siap meninjau kembali tingkat aktivitas jika terjadi perubahan signifikan. Masyarakat diimbau untuk tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang dan mengakses informasi terbaru dari sumber resmi, seperti magma.esdm.go.id, guna mengantisipasi segala potensi bahaya.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto