SEMARANG, iNewsDemak.id - Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), Balai Besar POM di Semarang mengambil langkah proaktif untuk memastikan keamanan dan mutu produk pangan olahan yang beredar. Intensifikasi pengawasan ini bertujuan melindungi masyarakat dari risiko peredaran produk pangan yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), seperti pangan tanpa izin edar, kedaluwarsa, dan produk dengan kemasan rusak, yang kerap meningkat selama periode liburan.
Kepala Balai Besar POM di Semarang, Lintang Purba Jaya, S.Farm., Apt., M.Si menyampaikan bahwa pengawasan dilakukan bersama lintas sektor terkait. "Kami melaksanakan pengawasan intensif ke sarana distribusi pangan, mulai dari importir, distributor, hypermarket, supermarket, hingga pasar tradisional," ujarnya, Selasa (17/12/2024).
Lintang menambahkan, pengawasan intensif ini dilakukan dalam lima tahap sejak 28 November 2024 hingga 2 Januari 2025. Pengawasan difokuskan pada produk pangan yang berisiko seperti Tanpa Izin Edar (TIE), kedaluwarsa, serta kemasan yang rusak.
"Lonjakan kebutuhan pangan selama Nataru membuka celah beredarnya produk substandar. Kami ingin memastikan pangan yang beredar aman dan berkualitas," jelasnya.
Pada pengawasan tahap ketiga yang berlangsung di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah, BBPOM Semarang telah memeriksa 41 sarana distribusi pangan. Hasilnya, 22 sarana (53,66%) memenuhi ketentuan, sementara 19 sarana (46,34%) ditemukan melanggar ketentuan.
"Pelanggaran yang ditemukan di antaranya produk rusak, produk kedaluwarsa, dan produk tanpa izin edar, seperti PIRT dan repacking bahan tambahan pangan," ungkap Lintang.
Selain itu, BBPOM Semarang juga menaruh perhatian khusus pada produk latiao terkait Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLB KP) di beberapa wilayah Indonesia. "Kami melakukan pengawasan di 43 sarana distribusi pangan di Jawa Tengah dan menemukan 819.576 kemasan latiao. Produk tersebut dihentikan peredarannya dan diminta untuk diretur kepada importir guna dimusnahkan," tegas Lintang.
Lintang mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam memilih produk pangan olahan yang aman. "Kami mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan Cek KLIK sebelum membeli pangan olahan. Pastikan kemasan tidak rusak, label lengkap, memiliki izin edar, dan belum kedaluwarsa," katanya.
Dengan langkah pengawasan yang intensif, BBPOM Semarang berkomitmen melindungi masyarakat dari risiko produk pangan olahan substandar selama periode Nataru. "Kami akan terus memastikan keamanan pangan agar masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang dan aman," tutup Lintang.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto