get app
inews
Aa Text
Read Next : Makin Sengit! China Balas Naikkan Tarif Produk AS jadi 125%

Diskon Berakhir, Tarif Listrik Prabayar Picu Inflasi Bulanan Maret

Selasa, 08 April 2025 | 22:37 WIB
header img
BPS menyebut, perhitungan inflasi bulanan Maret 2025 dibandingkan dengan Februari 2025 menunjukkan adanya kenaikan tarif listrik prabayar. (Foto: Ilustrasi/Dok. SINDOnews)


JAKARTA, iNEWSDEMAK.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tarif listrik menjadi penyumbang utama inflasi secara bulanan (month-to-month) pada Maret 2025. Namun, tarif listrik justru menjadi penyumbang deflasi secara tahunan (year-on-year) pada periode yang sama.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M. Habibullah menjelaskan, perhitungan inflasi bulanan Maret 2025 dibandingkan dengan Februari 2025 menunjukkan adanya kenaikan tarif listrik prabayar.

"Kalau kita lihat penghitungan inflasi Maret dihitung berdasarkan penghitungan antara Indeks Harga Konsumen atau IHK Maret 2025 dibandingkan IHK Februari 2025," kata Habibullah dalam Rilis BPS di Jakarta, Selasa (8/4/2025).

"Kalau kita lihat untuk pelanggan prabayar tarif listrik kembali normal setelah Januari-Februari 2025 mengalami diskon, sehingga inflasi di Maret ini lebih disebabkan perbandingan secara matematis dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya.

Setelah mengalami diskon pada Januari dan Februari 2025, tarif listrik prabayar kembali ke harga normal pada Maret 2025. Hal ini menyebabkan adanya inflasi pada komponen tarif listrik jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sementara itu, perhitungan inflasi tahunan Maret 2025 membandingkan Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2025 dengan IHK Maret 2024. Dalam perbandingan ini, tarif listrik justru menyumbang deflasi.

"Sementara itu penghitungan inflasi Maret year on year 2025 dihitung berdasarkan perbandingan IHK pada bulan yang sama tapi tahunnya berbeda. Untuk IHK Maret 2025 itu kita bandingkan terhadap data Maret 2024, untuk prabayar perbandingannya kembali pada tarif normal dan stabil, sedangkan untuk pasca bayar masih berlaku diskon," tuturnya.

Habibullah menuturkan, tarif listrik pascabayar pada Maret 2025 masih lebih rendah dibandingkan dengan Maret 2024 karena masih berlakunya diskon. Kondisi inilah yang menyebabkan tarif listrik secara keseluruhan mengalami deflasi secara tahunan pada Maret 2025.

Dengan demikian, BPS menunjukkan adanya dinamika yang berbeda pada kontribusi tarif listrik terhadap inflasi. Kenaikan tarif prabayar setelah berakhirnya diskon memicu inflasi bulanan, sementara tarif pascabayar yang masih di bawah harga tahun sebelumnya menekan inflasi tahunan.

Sebelumnya, BPS melaporkan bahwa terjadi inflasi pada Maret 2025 secara bulanan sebesar 1,65 persen terhadap Februari 2025.

Editor : Arto Ary

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut