get app
inews
Aa Text
Read Next : Trump Sebut Rusia dan Ukraina Mungkin Berdamai Pekan Ini

Rusia Ejek Ukraina: Bantuan Militer AS Dibayar Pakai Sumber Daya Mineral!

Jum'at, 02 Mei 2025 | 17:30 WIB
header img
Dmitry Medvedev mengejek kesepakatan mineral kritis yang dicapai antara Ukraina dan AS (Foto: AP)

MOSKOW, iNEWSDEMAK.ID - Wakil Kepala Dewan Keamanan Nasional yang juga mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengomentari kesepakatan mineral kritis yang ditandantangani Ukraina dan Amerika Serikat (AS). Dia menyebut kesepakatan itu menunjukkan Presiden AS Donald Trump memaksa Ukraina untuk membayar bantuan militer yang telah dan akan diberikan.

"Trump telah menghancurkan rezim Kiev sampai-sampai mereka harus membayar bantuan AS dengan sumber daya mineral. Sekarang mereka (Ukraina) harus membayar peralatan militer dengan kekayaan nasional," kata Medvedev, di Telegram,  seperti dilaporkan kembali Reuters.

Presiden Rusia periode 2008-2012 itu dikenal vokal menentang apa pun kebijakan negara Barat terhadap Ukraina sejak dimulainya agresi Rusia pada Februari 2022.

Kesepakatan mineral langka yang ditandatangani di Washington DC pada Rabu (30/4/2025) itu akan memberikan akses istimewa kepada AS untuk mendapat sumber daya mineral yang dibutuhkan. Sebagai imbalannya AS akan mendanai rekonstruksi Ukraina pasca-perang.


Selain itu, sumber diplomatik mengatakan, pemerintahan Trump telah memberi tahu Kongres AS terkait rencana ekspor produk pertahanan terkait ke Ukraina melalui penjualan komersial langsung senilai 50 juta dolar atau lebih.

Kesepakatan mineral kritis ini dicapai di tengah meningkatnya rasa frustasi AS atas proposal perdamaian antara Rusia dengan Ukraina.

Rusia siap untuk melakukan perundingan langsung dengan Ukraina dan terbuka untuk penyelesaian damai yang langgeng, namun masalah yang harus disepakati sangat rumit sehingga prosesnya panjang. 

Ukraina mengusulkan gencatan senjata tanpa syarat segera selama setidaknya 30 hari. Presiden Rusia Vladimir Putin pada prinsipnya setuju dengan usukan itu, namun ada banyak masalah isu yang perlu diklarifikasi sebelum usulan itu diwujudkan.

Sementara itu Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 3 hari pada 8 hingga 10 Mei terkait peringatan Victory Day.

Editor : Arto Ary

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut