Trump Akhirnya Cabut Sanksi Suriah Setelah Dibisiki Erdogan dan Pangeran MBS

WASHINGTON, iNEWSDEMAK.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan mencabut sanksi terhadap Suriah yang diterapkan sejak pemerintahan rezim Assad. Keputusan itu diambil setelah Trump berkonsultasi dengan para pemimpin Turki dan Arab. 

"Setelah membahas situasi di Suriah dengan Putra Mahkota (Arab Saudi) dan juga Presiden Erdogan dari Turki, menghubungi saya beberapa hari lalu, dan meminta hal yang sangat mirip, serta rekan-rekan saya, orang-orang yang sangat saya hormati di Timur Tengah, saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah," kata Trump, saat berpidato di forum investasi di Riyadh, Arab Saudi.

Baca Juga

Nah! Trump Ancam Hentikan Perdagangan dengan India dan Pakistan

Trump menegaskan, Suriah di bawah kepemimpinan baru, harus diberi kesempatan untuk hidup lebih baik.

"Sekarang saatnya mereka bersinar. Kami akan menyingkirkan semua (sanksi)," kata Trump. 
Trump berharap Suriah menjadi jauh lebih baik, berkembang  seperti negara-negara Teluk lainnya.

"Saya sampaikan, 'Good luck Suriah. Tunjukkan kepada kami sesuatu yang sangat istimewa, seperti yang telah dilakukan oleh negara lainnya, seperti, di Arab Saudi'," ujarnya, lagi, seperti dikutip dari Anadolu.

Baca Juga

WNI Ditahan Imigrasi AS dan Visa Pelajarnya Dicabut, Diduga karena Ikut Demo Black Lives Matter

Trump sebelumnya sudah memberi sinyal akan mempertimbangkan mencabut sanksi AS terhadap Suriah yang memukul perekonomian negara itu. 

Bahkan seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Trump kemungkinan akan bertemu Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa pada Rabu, di sela kunjungannya di Arab Saudi.

Selain itu Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio akan bertemu mitranya dari Suriah Asaad Al Shaibani di Turki pada akhir pekan ini.

Baca Juga

Netizen China Ramai-Ramai Rujak Tarif 104% Trump, Singgung Telur

Presiden Prancis Emmanuel Macron, saat menerima mitranya dari Suriah Ahmed Al Sharaa di Paris pekan lalu, mengatakan Uni Eropa juga akan mencabut sanksi secara bertahap.

Editor : Arto Ary