Selain itu, disampaikan Abdul Khak bahwa unsur kedaerahan sangat mewarnai pertumbuhan sastra Indonesia sehingga mesti terus dijaga. “Melalui Temu Sastra ini, semangat kedaerahan dalam keindonesiaan dapat menjadi pendorong para sastrawan muda untuk kembali menggali akar tradisi sebagai latar proses kreatif dan penciptaan karyanya,” imbuh Abdul Khak.
Lebih lanjut Abdul Khak juga mengajak para peserta yang hadir agar turut menyumbangkan kosakata daerahnya masing-masing untuk diajukan sebagai bahasa Indonesia. "Silakan bapak, ibu, siapapun dari masing-masing daerah berkesempatan menyumbangkan kosakata daerahnya untuk menjadi pengaya kosakata bahasa Indonesia. Ke depan tentu bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang berbeda sekali dengan bahasa Melayu," ajak Abdul Khak.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UIN Saizu, Muhammad Roqib menjelaskan bahwa dalam upaya mengembangkan program sastra, UIN Saizu akan membuka prodi baru di bidang bahasa yaitu prodi pendidikan bahasa Indonesia yang nantinya akan berkembang menjadi prodi bahasa dan sastra. Lebih dari itu, sebagai upaya pengembangan sastra dalam konteks lokalitas di daerah, ada perkumpulan rutin sastrawan lokal dari wilayah Banyumas raya.
Editor : Setia Naka Andrian
Artikel Terkait