Ironi Catwalk di Desa Tenggelam: Perempuan Nelayan Demak Melawan Krisis Iklim

Taufik Budi
Ironi Catwalk di Desa Tenggelam: Perempuan Nelayan Demak Melawan Krisis Iklim (Taufik Budi)

Koleksi ini menunjukkan bahwa fesyen dapat menjadi alat advokasi sosial dan lingkungan. Leya menegaskan bahwa industri fesyen berkontribusi 10% terhadap emisi karbon dunia, terutama melalui penggunaan bahan sintetis dan pewarna kimia. Oleh karena itu, fesyen berkelanjutan bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.  

"Kita bisa berkontribusi dengan tidak sering membeli baju baru, merawat pakaian yang ada, dan memilih bahan yang lebih ramah lingkungan," tambahnya.  

Acara ini juga menampilkan tarian perempuan pesisir, menambah kekuatan narasi perjuangan warga dalam menghadapi perubahan iklim. Yang lebih menarik, model yang melenggang di atas catwalk bukan hanya dari kalangan profesional, tetapi juga ibu-ibu nelayan, petani, dan aktivis perempuan dari berbagai organisasi.  

Lasmiyah, seorang perempuan nelayan yang ikut dalam peragaan busana ini, mengungkapkan bahwa ia baru pertama kali mengikuti acara semacam ini.  

"Biasanya kerja bantu suami cari nafkah buat anak sekolah, ini baru sekali ikut fesyen show begini," ujarnya.  

Editor : Taufik Budi Nurcahyanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network