JAKARTA, iNewsDemak.id - Hari Bhayangkara selalu diperingati setiap 1 Juli, termasuk hari ini, Senin (1/7/2024). Sosok Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo menarik untuk disimak sebagai Bapak Kepolisian RI yang sebenarnya. Ia dianugerahi gelar pahlawan nasional atas jasa-jasanya dalam membangun Polri. Soekanto lahir di Kampung Sawah, Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 7 Juni 1908.
Keluarga Soekanto tinggal di lembah Sungai Cisadane yang subur. Ayahnya mendidiknya dengan disiplin barat, sementara bibinya memberikan ajaran Islam. Soekanto tumbuh menjadi pribadi yang kuat, tabah, teliti, dan tidak mudah menyerah.
Soekanto memulai pendidikan di Frobel School (Taman Kanak-kanak Belanda). Dua tahun kemudian, ia melanjutkan ke Sekolah Rakyat Belanda yakni Europeesche Lagere School (ELS), dan kemudian ke Hoogere Burger School (HBS) di Bandung. Pendidikan tinggi ditempuh di Recht Hooge School (RHS), namun ia harus putus sekolah karena keluarganya tidak sanggup membiayai.
Kemudian, ia mendaftar sebagai siswa Aspirant Commisaris van Politie di Sukabumi dan menjalani pendidikan selama tiga tahun. Lulus pada tahun 1933, ia memperoleh pangkat Commissaris van Politie 3 e Klass (Komisaris Polisi Kelas III). Sejak saat itu, kariernya di kepolisian dimulai.
Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno mengangkat Soekanto sebagai Kepala Jawatan Kepolisian Negara (KKN) RIS berdasarkan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dan Belanda. Sebagai KKN RIS, Soekanto membentuk 11 kepolisian provinsi dan membangun gedung Jawatan Kepolisian Negara di Jalan Trunojoyo, Jakarta. Tugas kepolisian pun semakin bertambah, tidak hanya menjaga keamanan di darat tetapi juga di air dan udara, serta menangkal ancaman kejahatan lintas negara.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Polri kemudian membentuk Polisi Perairan yang di dalamnya ada Seksi Udara, Polisi Perintis, Polisi Kereta Api, dan Polisi Wanita. Pada tahun 1950, seksi Public Relation dibentuk untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dan instansi dalam maupun luar negeri.
Kapolri pertama ini juga merumuskan Pedoman Hidup Kepolisian Negara yang dikenal dengan Tri Brata Kepolisian. Sebagai Kapolri pertama, Soekanto memiliki gagasan agar kepolisian berdiri sendiri di dalam satu kementerian, dengan tujuan agar bisa independen, profesional, serta tidak diintervensi oleh politik.
Soekanto pensiun dari Polri pada tahun 1959. Ia wafat pada 25 Agustus 1993 dan dimakamkan satu liang lahat dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
Dikutip dari presidenri.go.id, gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Soekanto oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 10 November 2020 bertepatan dengan Hari Pahlawan. Penganugerahan gelar pahlawan nasional didasarkan atas Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 117 TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Editor : Enih Nurhaeni