DEMAK, iNEWSDEMAK.ID – Banjir yang melanda Kabupaten Demak masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Berdasarkan data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, sebanyak 10 desa di dua kecamatan masih tergenang air.
Di Kecamatan Karangtengah, banjir merendam Desa Batu, Wonoagung, Rejosari, Wonokerto, dan Wonowoso. Sementara di Kecamatan Sayung, wilayah terdampak meliputi Desa Sayung, Kalisari, Loireng, Prampelan, dan Tambakroto. Banjir ini dipicu oleh curah hujan tinggi serta sistem drainase yang kurang optimal.
Sebanyak 24.185 jiwa atau sekitar 5.842 kepala keluarga terdampak akibat banjir ini. Selain itu, 2.718 rumah, 4 perkantoran, 2 sekolah, 30 tempat ibadah, 1 pasar tradisional, serta 13 pemakaman umum ikut terendam. Di sektor pertanian, sekitar 415 hektare lahan mengalami kerusakan akibat genangan air.
Sekretaris Daerah (Sekda) Demak, Akhmad Sugiharto, menyatakan bahwa pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya penanganan, termasuk pompanisasi dan distribusi bantuan logistik. Namun, tantangan besar masih dihadapi akibat cuaca ekstrem yang terus berlanjut.
"Yang paling parah di Kecamatan Sayung, terutama di Desa Sayung dan Prampelan, serta di Desa Batu di Kecamatan Karangtengah. Saat ini, Pemda telah mendatangkan pompa untuk mengurangi genangan, tetapi curah hujan tinggi serta air rob yang meninggi menjadi kendala besar," ujar Akhmad Sugiharto saat ditemui, Rabu (5/2/2025).
"BMKG memperkirakan cuaca ekstrem masih berlanjut. Selain hujan yang terus turun, air pasang dari laut juga semakin tinggi. Ini membuat kami kesulitan mengalirkan air keluar. Namun, kami terus berusaha dengan pompanisasi untuk mengurangi area yang terendam, terutama di Sayung, Prampelan, dan Kalisari," lanjutnya.
Selain itu, berbagai instansi seperti BPBD, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Baznas, dan PMI juga berperan dalam menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Pemerintah bersama masyarakat telah mendirikan dapur umum di Desa Prampelan dan Desa Batu untuk memenuhi kebutuhan makan para pengungsi. Saat ini, sekitar 130 warga mengungsi di Prampelan.
"Kami telah mengirimkan logistik melalui berbagai instansi dan organisasi, termasuk BPBD, Dinas Sosial, Baznas, dan PMI. Bersama masyarakat, kami juga mendirikan dapur umum di Desa Prampelan dan Batu, di mana stok makanan disediakan dan dimasak untuk memenuhi kebutuhan pengungsi," jelas Sekda.
Pemerintah Kabupaten Demak juga terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru), serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mendapatkan tambahan pompa guna mempercepat penyusutan genangan air. Jika pompa yang tersedia masih kurang, pemerintah akan mengajukan permintaan mobil pompa berkapasitas besar.
Sementara itu, banjir juga dilaporkan melanda Kecamatan Bonang akibat curah hujan tinggi dan naiknya air rob. Di daerah ini, genangan air mencapai 20-30 cm dan merendam Jalan Raya Bonang, kantor kecamatan, pasar Gebang, serta kantor Koramil dan Polsek setempat.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto