Leptospirosis Rentan Menyebar di Musim Hujan, Ini Cara Pencegahannya

SEMARANG, iNEWSDEMAK.ID - Dinas Kesehatan Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap leptospirosis di musim hujan. Penyakit ini menyebar melalui urin tikus dan dapat menginfeksi manusia melalui luka terbuka atau makanan yang terkontaminasi.
Kepala Bidang P2P Dinkes Jateng, Irma Makiah, menjelaskan bahwa leptospirosis disebabkan oleh bakteri leptospira yang dibawa oleh tikus. Penyakit ini rentan menyebar di daerah rawan banjir, persawahan, dan lokasi dengan sanitasi buruk.
“Gunakan alat pelindung diri, jaga kebersihan lingkungan, dan segera periksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, nyeri otot, atau mata merah,” ujar Irma.
Pada awal 2025, Dinkes Jateng mencatat 61 kasus leptospirosis di Jawa Tengah. Penyakit ini dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Irma menjelaskan bahwa penularan leptospirosis terjadi melalui kontak langsung dengan urin hewan pembawa bakteri, genangan air, atau tanah yang terkontaminasi. Makanan yang terpapar urin tikus juga dapat menjadi media penularan.
“Masyarakat yang bekerja di sawah atau daerah banjir harus menggunakan alat pelindung diri, seperti sepatu boot, untuk menghindari kontak dengan air yang terkontaminasi,” pesannya.
Selain itu, Dinkes Jateng mengimbau agar masyarakat tidak membuang bangkai tikus sembarangan. “Bangkai tikus harus dimatikan dengan cara yang aman, seperti menjemurnya atau menyiramnya dengan air panas,” jelas Irma.
Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari genangan air yang menjadi sarang tikus.
Dengan langkah pencegahan yang tepat, risiko penularan leptospirosis di musim hujan dapat diminimalisir.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto