Ibriza dan Zulfan menampilkan riset Biologi yang berjudul ‘Edi Berseri: Edible Film Berteknologi Sensor Kesegaran Ikan Berbasis Indikator Antosianin Parijoto’. Ibriza mengisahkan bahwa masuknya tim MAN 1 Kudus ini melalui seleksi yang diadakan oleh ISPO. ISPO merupakan sebuah kegiatan olimpiade proyek penelitian dalam bidang sains, teknologi, lingkungan, dan komputer.
Kegiatan ini diperuntukan bagi para generasi muda Indonesia yang bersekolah di tingkat SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK se-Indonesia. “Riset ini sebelumnya juga meraih medali perak di ajang ISPO 2022. Atas pencapaiannya, Tim Riset MAN 1 KUDUS direkomendasikan kembali mengikuti GYSTB 2022 dan meraih third prize,” terang Ibriza seperti dilansir laman resmi Kemenag, Jumat (17/6/2022).
Menurut Ibriza, Edible film merupakan plastik pembungkus makanan yang ramah lingkungan. Namun edible yang dibuat oleh tim riset MAN 1 Kudus berbeda pada umumnya karena dilengkapi dengan sensor kesegaran ikan berbasis antosianin parijoto. “Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan fungsi kemasan sehingga kemasan tidak hanya berfungsi untuk melindungi namun juga dapat memberikan informasi mengenai kondisi kesegaran produk di dalamnya serta memudahkan produsen dan konsumen untuk mengetahui kondisi kesegaran ikan," kata Zulfan.
Pada penelitian yang sudah dilakukan, keduanya menemukan formula edible film terbaik pada Formula B. Formula B memiliki ketebalan yang tipis, Transmisi uap air rendah (efektif terhadap pengupan produk), kelarutan yang rendah (tidak mudah larut jika terkena air) dan memiliki mean RGB tertinggi pada mean green.
“Kami berharap penelitian ini ke depan bisa dikembangkan secara luas dan mempunyai dampak bagi masyarakat. Kami juga berharap bisa mengembangkan penelitian-penelitian yang lain bersama siswa MAN 1 Kudus,” kata Ahmad Edi Darmawan selaku Guru Pembimbing. Kepala MAN 1 Kudus Suhamto bersyukur dan menyampaikan apresiasi atas pencapaian prestasi internasional ini. Dia berharap pencapaian ini menambah motivasi seluruh siswa untuk terus berprestasi, meskipun kondisi pandemik.
Editor : Setia Naka Andrian