BATANG - Setelah dari Tegal, Dengung Teater Temanggung kembali mementaskan naskah 'Siasat' dalam lawatannya di Kota Batang. Pentas di kota ke dua yang dimainkan oleh Badrun NS dan Iya' Sekata ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari masyarakat Batang dan pula dihadiri oleh penikmat teater Pekalongan, Kendal, Semarang dan sekitarnya. Pementasan tersebut disutradarai Ramadani Kaff yang termasuk warga Batang yang hijrah ke Temanggung dan kembali ke kampung halaman dengan membawa karya pementasan untuk bahan diskusi.
"Kami memang sengaja menggunakan naskah karya anggota Dengung, selain untuk mengapresiasi yang membuat naskah, juga untuk memberi tawaran-tawaran baru di dunia naskah agar tidak mementaskan naskah yang sudah berkali-kali dipentaskan," kata Ramadhani Kaff, selepas pementasannya pada Sabtu (25/62022).
Ia melanjutkan bahwa pentas ini juga mengobati kerinduan pementasan di Batang yang selama pandemi sama sekali tidak ada pementasan teater. Selain itu juga sebagai pancingan bagi penggiat teater di kampung halamannya untuk segera berproses dan melakukan pementasan teater.
Badrun NS selaku Ketua Dengung mengungkapkan program tahunan dari tetaer yang berdomisili di Temanggung tersebut adalah pentas keliling kota dengan tujuan Tegal, Batang, Semarang, Magelang, Jogja dan Solo. Harapannya kegiatan tersebut paling tidak mampu membawa eksistensi Dengung di wilayah Jawa Tengah. Kemudian, program yang dilakukan adalah pentas keliling kampung dengan maksud berbagi wahana tontonan kepada masyarakat awam tentang teater, tentunya dengan naskah yang berbeda.
"Naskah Siasat ini saya akui naskah yang sulit, karena baru pertama kali ini menggarapnya. tidak ada referensi yang bisa didapatkan selain berdiskusi dengan yang nulis, Badrun NS," tegas Dani, sapaan sang sutradara.
Ribut Achwandi, menyampaikan ketika diskusi selepas pementasan, "Saya sangat menikmati pertunjukan malam ini, artistik yang megah,konsep yang apik,keaktoran yang mumpuni. Apalagi tema yg dibawakan. Sangat kekinian. Bahwa di masa sekarang, media massa akhirnya hanya menjadi alat bagi kekuasaan utk melanggengkan kekuasaannya. Tetapi, itulah yg sejak mula terjadi. Aku suka permainan dialog tadi. Sekalipun terdengar soft tapi kritiknya tajam."
Bagi Ramadhani, pemilihan artistik menggunakan plastik bukan tanpa alasan. Sang sutradara, Ramadhani Khaf ingin menyampaikan bahwa inti dari naskah Siasat tersebut ialah tentang kepalsuan, “Dan plastik ialah satu dr beberapa hal yang dapat mewakili kepalsuan itu sendiri. Panggung yang dibuat dalam ruang plastik, ranjang plastik, kursi/kekuasaan plastik dan lainnya,” pungkas Ramadhani.
Editor : Setia Naka Andrian