Usai Laga Perdana Piala AFF U-19, Timnas Indonesia Mendapat Kritikan dari Pakar Sepak Bola Malaysia

JAKARTA- Timnas Indonesia U-19 mendapat kritikan dari pakar sepak bola Malaysia, Raja Isa, setelah laga perdana penyisihan Grup A Piala AFF U-19. Laga tersebut berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (2/7/2022). Baik Timnas Indonesia maupun Vietnam tak ada yang mencetak gol pada laga tersebut. Hingga akhir, skor imbang tanpa gol.

Menurutnya Raja, Timnas Indonesia masih memperlihatkan permainan yang kasar dan tidak menemukan pola permainan hang rapi. "Saya mengapresiasi Indonesia U-19 dengan sumber daya fisik yang melimpah ketika bergegas mengepung pemain Vietnam U-19 setelah peluit awal dibunyikan. Mereka aktif melakukan pendekatan untuk memberikan tekanan dan menunjukkan efisiensi dengan cara bermain seperti itu," kata Raja mengawali kritiknya, dikutip dari Soha VN, Senin (4/7/2022).

Baca Juga

Akan Menghadapi Timnas Indonesia U-19, Pelatih Thailand Minder dengan Salah Satu Pemain Indonesia

"Namun ketika lawan merebut bola dan mengerahkan permainan untuk berbalik dan mengontrol, Indonesia U-19 jelas memperlihatkan citra buruk dalam cara bermain. Situasi agresif, bahkan kekerasan, tidak diperlukan dalam turnamen remaja," sambungnya.

Mantan pelatih Persipura Jayapura itu menilai Timnas Indonesia U-19 seharusnya bisa bermain lebih baik, karena telah ada persiapan yang matang sebelumnya. "Indonesia U-19 sepertinya sudah melupakan hal ini, mereka berinvestasi dan mempersiapkan diri dengan baik, sehingga mereka seharusnya tampil meyakinkan dengan penampilan sepak bola yang "indah", bukan kebiasaan lama seperti yang masih kita lihat di level timnas," ujarnya.

"Kekuatan Indonesia selain kekuatan fisik dan kecepatan sebenarnya tidak banyak dalam cara bermain, mereka masih bergantung pada individu, biasanya di sini adalah Ronaldo Kwateh. Mereka telah menyebabkan kesulitan tertentu bagi Vietnam U-19 dan tentunya lawan lainnya juga harus waspada. Tapi mengingat jalan yang panjang dan masih menunjukkan gaya permainan seperti itu, saya pikir Indonesia juga sulit untuk mencapai tujuan tertinggi," tandasnya.

Editor : Khatim Laela