Terdapat tiga grup kuda lumping asal desa-desa di Kabupaten Semarang yang dihadirkan untuk menghibur warga. Secara bergiliran mereka tampil dengan kostum dan tarian berbeda. Hingga tiba giliran para penari kesurupan.
Mata mereka membeliak dengan pandangan kosong. Gerakan tari tak lagi teratur. Bahkan sebagian berlarian dan bergulingan hingga menabrak penonton. Bukannya lari, penonton yang didominasi emak-emak kian riuh.
Lensa kamera video semakin diarahkan mendekat untuk menangkap ekspresi penari. Apalagi, ketika penari meminta bunga untuk dimakan. Beberapa pawang masuk ke arena untuk menyabetkan cambuk ke tubuh penari. Tak terlihat kesakitan, malah penari itu asyik makan bunga dengan gerakan tubuh lenggak-lenggok.
Sejumlah penonton mendadak kejang turut kesurupan. Mereka menjerit lari masuk ke arena bersama para penari. Karpet basah yang berlumuran lumpur menjadi alas mereka berguling-guling. Untuk mencegah menghantam penonton, pria-pria disiagakan untuk menjaga penari tetap berada di arena.
Editor : Enih Nurhaeni