DEMAK, iNewsDemak – Banyaknya sampah menumpuk mengundang keprihatinan banyak kalangan. Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang (Unnes) ajarkan pembuatan ekoenzim dari sampah di SMK N 1 Sayung, pada Jumat 18 Maret 2023.
Mereka mendatangkan narasumber Widayanti, yang merupakan seorang aktivis lingkungan. Sosialisasi literasi lingkungan hidup dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya menjaga lingkungan.
"Sosialisasi ini tidak hanya merupakan tugas mata kuliah saja, akan tetapi juga merupakan keprihatinan kami terhadap apa yang saat ini terjadi pada lingkungan. Kami ingin mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat," ucap Tegar, koordinator kegiatan.
Sosialisasi ini diakhiri dengan pelatihan pembuatan ekoenzim dari sampah organik. Ekoenzim merupakan cairan alami serba guna hasil dari fermentasi. Masyarakat perlu tahu bagaimana mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang bermanfaat, sehingga dapat mengurangi pembuangan sampah organik di sekitar.
"70 persen sampah yang dibuang di TPA adalah sampah organik, dan itu menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengolahan sampah organik tersebut menjadi hal yang bermanfaat. Salah satu caranya adalah melalui pembuatan ekoenzim," ujar Widayanti.
Cara Pembuatan Ekoenzim
Cara pembuatan ekoenzim ini sangat mudah. Dibutuhkan bahan-bahan berupa sampah organik, air sumur, dan gula aren. Bahan-bahan tersebut dicampur dalam wadah plastik kemudian ditutup rapat. Dibutuhkan waktu selama 3 bulan untuk panen.
Baik ampas maupun cairan ekoenzim sangat bermanfaat. Ampasnya dapat digunakan untuk membersikan kloset, mengharumkan mobil, dan menjadi pupuk tanaman. Sedangkan, cairan dapat diolah lagi menjadi sabun cair, disinfektan, dan lain sebagainya.
"Kami berharap, melalui kegiatan ini, Bapak dan Ibu guru di SMK Negeri 1 Sayung dapat menularkan ilmunya dan melatih peserta didik serta masyarakat sekitar untuk bersama-sama mengumpulkan sampah-sampah organik dan mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan juga dapat mengurangi banjir di daerah Sayung," ujar Tegar.
Editor : Enih Nurhaeni