Mengenal FADS: Teknologi untuk Mengatasi Abrasi di Pesisir, Meniru Fungsi Mangrove

SEMARANG, iNEWSDEMAK.ID - Flotilla Abrasion Defense System (FADS) dirancang untuk mengatasi abrasi dan erosi di pesisir. Sistem ini meniru fungsi alami ekosistem mangrove untuk melindungi pantai dari dampak gelombang laut.

FADS terbuat dari material ramah lingkungan seperti wood-plastic composite dan karet. Dengan ketahanan lebih dari 10 tahun, teknologi ini memberikan perlindungan jangka panjang bagi pesisir.

Baca Juga

UNDIP Dukung Riset Penerapan Teknologi FADS untuk Pesisir Demak

Keunggulan FADS terletak pada kemampuannya untuk mengurangi energi gelombang laut yang merusak. Sistem ini membantu mengurangi erosi dan stabilisasi garis pantai yang terancam abrasi.

FADS juga mendukung proses akumulasi sedimen di pantai berlumpur, yang sangat penting untuk restorasi ekosistem. Akumulasi sedimen ini menciptakan tanah yang lebih stabil untuk pertumbuhan mangrove.

Setelah proses akumulasi sedimen tercapai, mangrove asli akan ditanam untuk memperbaiki ekosistem pesisir. Penanaman mangrove ini akan mempercepat pemulihan dan keberlanjutan ekosistem pesisir.

Baca Juga

Teknologi FADS, Solusi Abrasi Berkelanjutan di Pesisir Demak

Pilot project FADS akan dimulai di Kabupaten Demak, sepanjang 100 meter. Setelah itu, proyek ini akan diperluas hingga 1 kilometer di wilayah Morodemak.

FADS sudah diuji coba di Thailand dan terbukti berhasil dalam mitigasi abrasi. Dengan teknologi yang telah terbukti, PT Siam Flotilla Persada berharap penerapan FADS di Indonesia dapat memberikan solusi berkelanjutan.

FADS tidak hanya melindungi pesisir dari abrasi, tetapi juga berfungsi untuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Sistem ini membantu melindungi masyarakat pesisir dari dampak gelombang tinggi dan badai.

Baca Juga

Pesisir Demak Jadi Prioritas, Dipasang Alat Penahan Abrasi Ramah Lingkungan

Proyek FADS di Demak ini diharapkan menjadi model perlindungan pesisir yang bisa diterapkan di daerah lain. Dengan keberhasilan proyek ini, teknologi FADS dapat diperluas ke pesisir lain di Indonesia.

Editor : Taufik Budi Nurcahyanto