GROBOGAN - Ratusan siswa terpaksa mengikuti Ujian Sekolah di teras karena bangunan sekolah mengalami kerusakan parah dan nyaris roboh. Mereka adalah siswa kelas satu hingga lima SD Negeri 2 Penawangan di Grobogan Jawa Tengah.
Sebelumnya, Ujian Sekolah tersebut sudah berjalan selama tiga hari dan membuat para siswa tidak nyaman dengan kondisi sekolahnya saat ini. Akan tetapi memang sebelumnya guru dan siswa takut jika nekat menggunakan gedung tersebut, sewaktu-waktu bisa roboh dan menimpa mereka.
Memang kemudian, proses belajar mengajar di teras sekolah tersebut hingga kini sudah berlangsung sejak tiga bulan lalu, ketika seluruh siswa sudah mulai diperbolehkan melaksanakan tatap muka secara penuh.
Doni Yuda Mustika, siswa kelas empat ini mengaku merasa sangat tidak nyaman karena cuaca panas terik sehingga badan menjadi panas dan tidak bisa konsentrasi saat mengerjakan ujian.
Selain itu, cuaca hujan yang terjadi memang membuat siswa harus tergesa-gesa untuk menyelesaikan ujiannya hingga tidak bisa maksimal.
"Nggak bisa konsentrasi, kena sinar matahari dan silau. Penginnya kelas bisa diperbaiki semua seperti biasanya," ungkap Doni.
Kepala SDN Dua Penawangan, Budiono mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah mengajukan bantuan rehab sekolah, namun belum ada respons dari pemerintah pusat.
"Gedung yang tiga itu rusak, jadi tidak bisa ditempati, nanti bisa ambrol dan menibani anak-anak. Jadi (belajar) di teras sampai ada rehab," jelas Budiono.
"Sudah berkali-kali diajukan (rehab) tapi saya baru mendengar tahun 2022 ini tidak terjatah lagi,"
Bahkan pada tahun ini, SDN 2 Penawangan belum masuk data. Budiono hanya bisa pasrah dan agar pelaksanaan Ujian Sekolah bisa berjalan, pihaknya menerapkan shift.
Upaya untuk mencari lokasi belajar di rumah-rumah warga pun terkendala dengan jarak antara sekolah dan kampung yang cukup jauh.
Untuk pelaksanaan Ujian Sekolah, pihak sekolah menggelar di dua tempat yaitu di teras agar gedung sekolah mereka segera diperbaiki dan siswa bisa kembali belajar dengan tenang dan nyaman.
Editor : Setia Naka Andrian