get app
inews
Aa Text
Read Next : Komentar Aja Bisanya! Dedi Mulyadi Sindir Elite Pengkritik Program Siswa Dibina di Barak

Program Disiplin AS JROTC Dinilai Bisa Selamatkan Siswa Nakal di Indonesia

Sabtu, 03 Mei 2025 | 08:45 WIB
header img
Program Junior Reserve Officers Training Corp (JROTC) di Amerika Serikat. (Foto: usarmyjrotc.com)

JAKARTA, iNEWSDEMAK.ID - Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengirim siswa nakal ke barak TNI-Polri mulai dilaksanakan Kamis (1/5/2025). Hal ini turut menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.

Program tersebut diyakini dapat menanamkan disiplin dan membangun tanggung jawab karena digelar di lingkungan yang memiliki disiplin ketat. Namun, sebagian pihak menganggap program tersebut bersifat represif dan menyisakan trauma bagi siswa karena akan menghadapi tekanan fisik dan suasana keras di lingkungan militer.


Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta, Yunaldi Libra menyebut, salah satu solusi yang bisa menjadi contoh dalam membentuk karakter siswa sekolah adalah program Junior Reserve Officers Training Corp (JROTC) di Amerika Serikat (AS). 

Program pendidikan yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas di AS tersebut bertujuan membentuk warga negara yang baik dengan jalan pendidikan karakter, kedisiplinan, kepemimpinan, dan keterampilan kewarganegaraan. Meski program ini merupakan program kerja sama dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, JROTC bukanlah program rekrutmen anggota militer. 


"Program ini hanya program pembinaan yang bersifat sukarela. Program yang pertama kali dimulai tahun 1916 ini, memiliki perkembangan yang cukup pesat. Sampai saat ini terdapat lebih dari 3.000 sekolah menengah di Amerika Serikat, termasuk wilayah teritori Puerto Rico dan Guam yang menjalankan program ini," kata Yunaldi dalam keterangannya, Jumat (2/5/2025).

Adapun terdapat sekitar 1.700 sekolah berada di bawah binaan US Army Cadet Command, 600 sekolah di bawah binaan US Navy JROTC, sekitar 870 sekolah di bawah binaan Air Force JROTC, serta sekitar 275 sekolah dibawah binaan Marine Corp JROTC.

Dia menambahkan, JROTC pertama kali dimulai pada tahun 1916 melalui Undang-Undang National Defense Act dan hingga hari ini tetap eksis karena mendapat dukungan dari berbagai kalangan, baik militer, sekolah, maupun masyarakat sipil. 

"Program ini dikelola oleh semua cabang angkatan bersenjata AS (Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Korps Marinir, dan Penjaga Pantai), masing-masing dengan kurikulum yang sedikit berbeda tapi tetap berfokus pada pendidikan kepemimpinan, disiplin, kebangsaan, pelayanan masyarakat, dan pembentukan karakter," katanya.

Selain itu, JROTC memiliki kurikulum yang menyesuaikan dengan tempat pembinaannya. Namun, kurikulum tetap fokus kepada pelajaran kepemimpinan, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan karakter dan etika, dan latihan fisik dan baris-berbaris. Selain itu, terdapat juga kegiatan ekstrakurikuler seperti lomba drill, menembak senapan angin, dan pengabdian masyarakat.

Yunaldi menilai, JROTC bisa menjadi model inspiratif bagi pendidikan di Tanah Air, khususnya untuk siswa nakal atau bermasalah. Sebab, program ini fokus pada pembinaan karekter jangka panjang, mengajarkan disiplin dengan pendekatan positif, dan membangun keterampilan sosial dan kepemimpinan.  

"Sehingga siswa yang memiliki kesulitan mengelola emosi, berkomunikasi, dan bekerja sama, bisa dilatih menjadi pemimpin kecil di lingkungannya, mulai dari memimpin kelompok kecil hingga organisasi sekolah," ucapnya.

Menurutnya, model inspiratif JROTC untuk menjadi solusi siswa bermasalah di Indonesia turut didukung teori komunikasi. Setidaknya ada tiga teori komunikasi terkait program itu, di antaranya Teori Komunikasi Interpersonal, Teori Pembelajaran Sosial, dan Teori Spiral of Silence. 

Meski begitu, dia menyebut penerapan program JROTC di Indonesia membutuhkan sejumlah penyesuaian, mulaid ari mengurangi unsur militer formal, melibatkan piha sekolah dan keluarga, serta butuh pelatihan khusus untuk instruktur yang berlatar belakang militer. 

"JROTC telah membuktikan mampu membentuk remaja menjadi pribadi yang lebih baik, termasuk mereka yang sebelumnya bermasalah. Program ini bisa diadopsi oleh Indonesia, meski butuh penyesuaian dengan nilai nilai budaya lokal," ujarnya.

 

 

Editor : Arto Ary

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut