KUDUS - Mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muria Kudus menampilkan pentas teater "Cantik itu Luka". Naskah yang diadaptasi dari novel karya Eka Kurniawan ini dipentaskan pada Sabtu malam (2/72022).
Pertunjukan yang digelar di Gedung Auditorium UMK dalam rangka menuntaskan tugas mata kuliah pertunjukan seni sekaligus memeriahkan Dies Natalis UMK ke-42. Pentas ini juga tergabung dalam rangkaian acara parade pentas teater PBSI UMK angkatan 2020.
Sutradara Naskah Cantik itu Luka, Jessy Segitiga mengungkapkan novel tersebut sengaja dipilih karena belum ada yang mengalihmediakan sebagai naskah teater atau film.
Selain itu, Koordinator Kampung Budaya Piji Wetan itu juga ingin mendekatkan mahasiswa PBSI dengan karya sastra yang satu rumpun dengan program studinya.
"Kami hanya ingin mendekatkan mahasiswa pada teks-teks sastra, karena mereka masih awam dalam dunia teater. Saya kira ini adalah hal yang mendasar," ungkap Jessy.
Lebih lanjut, Jesy mengatakan bahwa novel Cantik itu Luka memang cukup berat untuk diangkat menjadi naskah teater. Oleh karena itu, dalam pentas yang berlangsung hampir dua jam itu, Jesy hanya mengambil bagian awal novel dan memadukannya dengan kreasi-kreasi baru yang disesuaikan dengan konteks masa kini.
"Banyak hal tabu di dalam novel seperti pemerkosaan, pelecehan dan kekerasan. Ini jika saya masukkan semua tentunya tidak sesuai dan akan sangat panjang durasinya, jadi saya munculkan adegan-adegan kreativitas asalkan esensinya dapat," jelasnya.
Meskipun begitu, ia menilai penggarapan novel cantik itu luka cukup berhasil ditangkap oleh penonton. Melalui pentas tersebut, ia ingin menekankan bahwa sastra dapat menjadi jalan tengah yang bisa diterapkan dalam berbagai disiplin seni.
"Ini memang tabu, tetapi patut untuk diterapkan. Sastra bisa jadi jalan tengah yang semula tabu menjadi tidak tabu," tandasnya.
Jessy berharap pentas teater "Cantik itu luka" itu tidak hanya berhenti pada saat pertunjukan saja. Melainkan melibatkan penonton dapat ikut memberikan feedback ataupun kurasi sehingga pertunjukan teater bisa dihidupkan lagi.
"Harapannya penonton akan membuat kreasi juga sehingga pertunjukan tidak hanya selesai pada malam ini saja," harapnya.
Editor : Setia Naka Andrian