JAKARTA - Selain kualitas pendidikan, biaya hidup dan biaya kuliah menjadi persoalan penting yang harus dicermati sebelum menempuh studi di luar negeri. Sebagian orang menganggap biaya kuliah di luar negeri sangat menguras kantong, sangat mahal dan susah digapai karena biaya yang dibayangkan sangat mahal. Hal ini tak sepenuhnya tepat.
Sebab, ada sejumlah negara yang menawarkan pendidikan yang terjangkau dengan biaya relatif murah.
Biaya tersebut bahkan tidak jauh berbeda dengan di Indonesia. Negara mana saja itu? Berikut negara-negara yang dikenal dengan biaya kuliah paling murah versi QS Top Universities.
1. Norwegia
Kualitas pendidikan yang bagus dan alam yang menakjubkan menjadikan Norwegia sebagai negara yang tepat untuk menempuh studi di luar negeri.
Universitas negeri di Norwegia menyediakan pendidikan gratis untuk semua orang, baik mahasiswa lokal maupun internasional.
Tidak hanya untuk jenjang sarjana, program pendidikan gratis ini juga tersedia untuk program studi master dan PhD.
Sebagian besar masyarakat Norwegia juga mahir berbahasa Inggris jadi tidak sulit untuk mahasiswa internasional untuk bersosialisasi.
Namun, negara-negara di Eropa terkenal dengan biaya hidupnya yang relatif tinggi. Hal yang sama juga berlaku di Norwegia.
Rata-rata biaya hidup yang dibutuhkan untuk menempuh studi di Norwegia sekitar USD17.200 atau Rp250 juta per tahunnya (kurs 14.000).
2. Taiwan
Negara dengan biaya kuliah paling murah selanjutnya adalah Taiwan.
Dikenal sebagai salah satu negara paling maju di Asia, Taiwan juga mempunyai kualitas pendidikan yang tinggi dengan biaya relatif murah.
Tidak heran jika Taiwan menjadi negara yang populer bagi para mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri.
National Taiwan University yang masuk dalam 100 besar universitas terbaik di dunia juga mempunyai biaya kuliah yang terjangkau.
Untuk mahasiswa internasional, biaya pendidikan di univeristas ini dimulai dari USD3.300 atau sekitar Rp48 juta per tahun.
Selain biaya pendidikan yang terjangkau, biaya hidup di Taiwan juga relatif rendah yaitu hanya sekitar USD2.900 atau Rp42,8 juta per tahun.
3. Jerman
Dikenal sebagai negara tempat BJ Habibie mengenyam pendidikan, kualitas pendidikan di Jerman tidak perlu diragukan lagi.
Banyak ilmuwan dan penemu terkenal yang berasal dari Jerman seperti Albert Einstein, Johannes Kepler, hingga Johannes Guttenberg.
Tidak mengherankan jika mahasiswa internasional berbondong-bondong datang ke negara industri ini.
Jerman tidak membebankan biaya kuliah pada tingkat sarjana dan PhD di universitas negeri.
Namun, hal ini tidak berlaku di negara bagian Baden-Württemberg karena negara itu memberlakukan biaya pendidikan untuk mahasiswa non-EU atau EEA.
Untuk biaya hidup, rata-rata mahasiswa di Jerman akan menghabiskan USD11.950 atau Rp176 juta per tahunnya.
4. Prancis
Di tahun 2019, mahasiswa lokal dan internasional di jenjang sarjana akan dikenakan biaya sekitar USD200 atau Rp2,9 juta per tahun di Prancis.
Sayangnya, biaya tersebut naik sejak tahun ajaran 2019/2020 saat mahasiswa internasional akan dikenai biaya hingga USD3.065 atau Rp45 juta.
Namun, kenaikan biaya ini dibarengi dengan pelipatgandaan jumlah beasiswa untuk mahasiswa internasional yang diberikan oleh pemerintah Prancis.
Jumlah tersebut akan berbeda jika para mahasiswa mendaftar di grandes ecole atau universitas swasta di Prancis.
Biaya pendidikan di grandes ecole akan bervariasi tergantung jurusan dan universitas. Biaya hidup di Prancis juga tergantung dengan lokasi tinggal mahasiswa.
Biaya hidup di ibu kota seperti Paris tentunya akan lebih mahal jika dibandingkan kota-kota lainnya.
5. Meksiko
Meksiko menjadi salah satu negara paling populer di Amerika Latin.
Budaya dan kulinernya yang beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi negara sombrero ini. Untuk jenjang sarjana, rata-rata biaya yang dikenakan pada mahasiswa internasional sekitar USD6.300 atau Rp93 juta per tahun.
Tidak hanya itu, biaya hidup di Meksiko juga relatif murah. Untuk hidup di ibu kota, para mahasiswa hanya mengeluarkan biaya hidup sekitar USD9.250 atau Rp136 juta per tahun.
Biaya ini tentunya akan jauh lebih murah jika tinggal di kota lain, yaitu hanya sekitar USD6.450 atau Rp95 juta per tahun.
Editor : Setia Naka Andrian