KENDAL - Banyak aktivitas tak biasa yang terkadang luput terkabarkan dengan baik. Misalnya saja berbagai kegiatan positif yang diselenggarakan di sebuah sekolah yang kiranya itu ada di daerah yang cukup jauh dari hingar-bingar kota. Seperti halnya sebuah kegiatan yang diselenggarakan di Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTs NU) 20 Kangkung. Sekolah tersebut menggelar Bedah Buku dan Parade Puisi Kemerdekaan di ruang pertemuan sekolah, Rabu (24/8/2022).
Kegiatan dihadiri Kepala Madrasah, guru, siswa perwakilan kelas, alumni, pegiat sastra di Kabupaten Kendal, dan yakni Nalendra Ajib Afisaputra (pelukis sampul buku, santri Ponpes Alitqon Patebon Kendal). Itu merupakan kegiatan kedua selepas sebelumnya diselenggarakan kelas menulis puisi bagi siswa. Lalu kemudian pada kesempatan tersebut diselenggarakan obrolan buku puisi yang telah diterbitkan dari karya siswa dalam kelas menulis puisi tersebut.
Koordinator kegiatan, Akhmad Sofyan Hadi mengatakan kegiatan bedah buku berjudul Hikayat Pemanen Kata di Ladang Hijau karya siswa MTs NU 20 Kangkung itu telah lama direncanakan namun terkendala pembatasan kegiatan sekolah selama pandemi Covid-19.
“Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Kelas Cipta Puisi yang sudah digelar sebelumnya. Buku ini menunjukkan keseriusan sekolah dalam mengembangkan minat, bakat, pengetahuan dan kemampuan siswa pada bidang sastra,” terangnya sembari menunjukkan buku terbitan Pelataran Sastra Kaliwungu itu.
Buku setebal 64 halaman tersebut berisi kumpulan puisi karya siswa MTs NU 20 Kangkung. Buku tersebut telah memiliki kode sistem identifikasi unik International Standard Book Number (ISBN).
Bedah Buku menghadirkan narasumber Dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI Semarang, Setia Naka Andrian. Dalam pemaparannya, Naka mengapresiasi keseriusan MTs NU 20 Kangkung dalam mengembangkan budaya literasi siswanya.
“Sangat bagus, program yang tak dimiliki sekolah lain. Kegiatan ini bisa menjadi motivasi siswa untuk menulis, menciptakan sebuah karya dimulai dari hal sederhana di lingkungan mereka untuk dituangkan dalam karya,” terangnya.
Naka meminta siswa MTs NU 20 Kangkung tak takut salah dan dikatakan tak bagus dalam berkarya. Karena hal itu dapat menjadi pelajaran untuk berkarya lebih bagus lagi.
Usai bedah buku, kegiatan dilanjutkan dengan Parade Puisi Kemerdekaan. Sejumlah siswa, alumni, dan guru diberi kesempatan secara bergantian unjuk kebolehan membacakan puisi bertema kemerdekaan dan puisi karya siswa yang terangkum dalam buku yang dibedah.
"Saya merasa sangat senang bisa terlibat dalam kegiatan serupa yang diselenggarakan oleh MTs NU 20 Kangung ini. Terlebih saya sempat dipercaya untuk mendampingi para penulis buku karya siswa yang diobrolkan dalam diskusi kali ini. Sebab saya kira proses semacam ini patut dilakukan oleh sekolah-sekolah. Paling tidak dengan menerbitkan produk buku serupa ini, dapat memberikan pengalaman yang lebih bagi siswa. Siapa tahu pula kelak akan bermunculan penulis-penulis keren dari sekolah ini. Bahkan telah terbutki, banyak pegiat seni sastra dan teater yang lahir dari sekolah ini. Bahkan salah satunya ada yang kini menjadi jurnalis di Radar Semarang Jawa Pos yang ditugaskan di Kendal, ia bernama Devi," pungkas Naka.
Editor : Setia Naka Andrian