get app
inews
Aa Text
Read Next : IPHI Demak Gelar Rakerda, Menebar Dampak Positif untuk Umat dan Bangsa

Sunan Prawoto Raja Demak Pindahkan Pusat Pemerintahan Ternyata Kurang Mahir Berpolitik

Sabtu, 29 April 2023 | 06:46 WIB
header img
Kerajaan Demak tempo doeloe. (Foto: Istimewa)

SUNAN PRAWOTO merupakan anak dari Sultan Trenggono yang menjadi penguasa Demak keempat. Sosok bernama asli Pangeran Aria ini konon awalnya tak bersedia naik tahta di Kerajaan Demak

Ia memilih untuk menjadi priayi mukmin atau susuhunan yang keramat di Prawata. Konon dari sinilah akhirnya nama Sunan Prawoto melekat padanya. Pada masa itu gelar ini masih mempunyai arti spiritual. 

Babad Tanah Djawi mengisahkan bagaimana Prawata sebenarnya, sebagaimana dikutip dari "Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung". Konon Prawata adalah sebuah pesanggrahan, di tempat lain disebut sebagai gunung, atau tempat tinggal Sultan Demak selama musim hujan. 

Konon sisa bangunan pesanggrahan itu masih ditemukan oleh penduduk sampai sekitar 100 tahun yang lalu. Bangunannya menyisakan tembok melingkar yang ditemukan di Prawata sebagai keraton. Brumund masih melihat di sana sebuah pintu gerbang yang sudah setengah hancur yang dinamakan Gapura. 

Di belakangnya terdapat sepetak kecil tanah, ketinggian yang oleh penduduk dipandang sebagai sitinggil keraton. Di Garuda yang terletak di dekatnya itu konon ditemukan tempat mandi yang dihuni oleh kura-kura yang keramat. Ini mengingatkan orang pada sebuah kolam seperti itu di Kotagede yang juga dihuni seekor kura-kura yang tersohor.

Sejauh dua pal dari Prawata, terletak Desa Undaan, di sana para kebayan masih tampak lalu lalang dengan dada telanjang dan memakai kuluk, karena menurut cerita tutur mereka ditunjuk sebagai para abdi Raja Demak. Jadi, puing-puing Prawata itu dianggap sebagai sisa tempat tinggal raja yang luas, yang pasti lebih dari sekadar sanggar seorang pertapa keturunan raja yang telah memutuskan segala hubungan dengan dunia. 

Karena itu, tidaklah mengherankan jika Adipati Pragola II, Raja Pati yang terakhir, melarikan diri ke tempat itu untuk menghindarkan diri dari kejaran bala tentara Mataram yang menang pada 1627. 

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut