Selanjutnya, ketika korban tiba di titik penjemputan, hanya pelaku AR yang menumpang, sementara kekasihnya tdak ikut. Pelaku AR saat sudah di dalam mobil juga tidak membawa ponsel.
"Pelaku SR sengaja naik taksi online tanpa membawa handphone miliknya sendiri karena di dalam perjalanan, pelaku SR akan berpura-pura meminjam handphone pengemudi atau korban untuk bisa berkomunikasi dengan kekasihnya," paparnya.
Dalam perjalanan, pelaku meminta korban menepi sebentar di pinggir jalan dengan alasan ingin menghubungi kekasihnya.
"Pada saat korban lengah, pelaku akan lari kabur membawa handphone milik korban," katanya.
Berdasarkan pemeriksaan, kedua pelaku mengakui sudah melakukan modus penipuan dan penggelapan mengaku sebagai anggota polisi sebanyak 15 kali.
"Dengan lokasi empat kali di wilayah Tambora, tujuh kali di Cengkareng, satu kali di Kalideres, satu kali di penjaringan, dan dua kali di Tanjung Duren," paparnya.
Atas perbuatannya tersebut, kedua pelaku disangkakan Pasal 378 jo 372 KUHP dan Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana empat tahun penjara.
Editor : Taufik Budi Nurcahyanto